Mengenal Iva Olivari, Wanita Pertama di Bench Piala Dunia

Mengenal Iva Olivari, Wanita Pertama di Bench Piala Dunia

Randy Prasatya - Sepakbola
Jumat, 06 Jul 2018 05:55 WIB
Iva Olivari bersama dengan Ivan Rakitic (kiri) dan Mario Mandzukic. (Foto: Instagram @iva_oli)
Jakarta - Manajer Timnas Kroasia, Iva Olivari, menjadi wanita pertama yang duduk di bench dalam ajang Piala Dunia. Dia seperti kakak sekaligus bibi bagi para pemain.

Situs resmi FIFA belum lama ini memuat sosok para pahlawan dari tim-tim yang melangkah ke perempatfinal. Salah satunya adalah Iva, yang menjadi satu-satunya wanita yang terlihat di tepi lapangan selama pertandingan Piala Dunia 2018, dan merupakan satu-satunya wanita dengan posisi tinggi di tim nasional.

Iva, yang kini berusia 49 tahun, bukanlah orang yang awam dengan sepakbola. Dia sudah berada di Federasi Sepakbola Kroasia (HNS) sejak 1992.


Ketika legenda sepakbola Kroasia, Davor Suker, menjabat sebagai Presiden HNS pada 2012, Iva diposisikan sebagai manajer tim nasional. Tugasnya mengurus bagian administrasi, logistik, mengatur perjalanan, dan berkomunikasi dengan FIFA.

Ini adalah Piala Dunia kedua untuk Iva sebagai manajer tim Kroasia, setelah sebelumnya di Piala Dunia 2014, Brasil. Ketika itu Iva tak sekalipun duduk di bench dan cuma melihat timnya dari tribune. Kroasia pun gagal melaju ke fase knock-out dengan hanya duduk di posisi ketiga di bawah Brasil dan Meksiko.

Performa Kroasia meningkat semenjak Iva mulai turut hadir di bench. Itu terjadi pada Piala Eropa 2016. Momen pertamanya terjadi saat Kroasia melawan Turki dan menang 1-0 lewat gol Luka Modric.

"Saya akan berbohong untuk mengatakan bahwa saya tidak gembira. Semua orang memberi dukungan yang luar biasa, staf, tim, dan pemain cadangan. Saya pikir mereka menyukainya, dan kami bahkan mencapai hasil yang luar biasa," kata Iva usai menang dari Turki, seperti dimuat Croatia Week pada 2016, yang juga menyebut Iva berapi-api.

Pada akhirnya Vatreni mampu melaju ke fase knock-out dengan status juara grup. Tapi, langkah Kroasia terhenti di babak 16 besar setelah kalah 0-1 dari Portugal lewat perpanjangan waktu.

Nah, pencapaian Kroasia di Piala Dunia mulai membaik dengan adanya Iva di bench. Melangkah ke perempatfinal di Rusia adalah pencapaian tertinggi setelah keberhasilan merebut posisi ketiga di Piala Dunia 1998.

[Gambas:Instagram]

"Iva benar-benar orang yang hebat. Dia selalu bersama kami. Dia seperti malaikat pelindung kami! Aku sudah mengenalnya selama sepuluh tahun. Tidak mudah mengurusi kami semua. Dia suka bercanda dan kami semua mencintainya karena itu," kata kiper Kroasia, Danijel Subasic, seperti dikutip dari situs FIFA.

Para pemain di Kroasia sudah menganggap Iva lebih dari sekadar manajer tim. Iva adalah sosok seperti kakak untuk pemain senior dan bibi untuk para pemain muda.

"Mereka orang hebat, saya sangat mencintai mereka dan mereka menghormati saya. Dengan generasi sebelumnya saya memiliki hubungan kakak-adik. Tapi sekarang, yang lebih muda, menganggap saya Bibi," kata Iva dikutip dari Croatia Week.

[Gambas:Instagram]


Iva adalah Mantan Atlet Tenis

Iva semasa kecil sudah tak jauh dengan dunia olahraga, namun dia fokus pada tenis. Kariernya berhenti pada 2012, yang bertepatan dengan langsung menjabat sebagai manajer timnas.

Dia wakil Yugoslavia (sebelum pecah) sebagai pemain tenis dan juara nasional pada usia 14 tahun. Dia juga pernah mengalahkan Steffi Graf, yang kini merupakan juara Wimbledon tujuh kali.

Iva dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah; juga disebut "Princess of Tennis". Cedera pergelangan tangan membuatnya harus pensiun dari dunia tenis.

Meski kini sudah lebih dari dua dekade bergelut dengan sepakbola, Iva tak percaya bahwa kariernya akan selesai di sepakbola. Dia merasa ada sesuatu rahasia Tuhan yang tak bisa diketahui orang.


"Mereka mengatakan saya berbakat, dan saya mengalami cedera pergelangan tangan yang tidak menyenangkan sehingga saya berhenti berlatih. Jika seseorang mengatakan pada saya bahwa saya akan berakhir di sepakbola, saya tidak akan percaya," Iva menegaskan seperti dikutip dari Hina, situs lokal Kroasia.

Bertahun-tahun bergelut dengan olahraga, Iva pun menjatuhkan hatinya kepada seorang wartawan olahraga, Davorin Olivari. Iva mengaku sering bertukar pikiran dengan sang suami terkait sepakbola.

Kedua pasangan itu mempunyai buah hati bernama Fran dan Lea. Fran mengenyam pendidikan di University of Zagreb, Fakultas Kinesiology, yang ilmunya juga berkaitan dengan olahraga. Sementara, Lea seorang putri yang sama sekali tak tertarik dengan olahraga.

Menarik untuk menanti sepak terjang Kroasia di babak perempatfinal saat berhadapan dengan tuan rumah Rusia pada Minggu (8/7/2018) dinihari WIB. Bisakah Iva menyuntik daya juang adik-adiknya di lapangan bersama pelatih Zlatko Dalic?


(ran/mfi)
Berita Terkait