Roberto Martinez Mengejar Status Elite

Roberto Martinez Mengejar Status Elite

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Senin, 09 Jul 2018 12:35 WIB
Pelatih Belgia Roberto Martinez (Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
Jakarta - Roberto Martinez bisa jadi mulai kerap diperbincangkan seiring kelolosan Belgia ke semifinal Piala Dunia 2018. Martinez pun naik level sebagai pelatih.

Didukung skuat Generasi Emas, skuat Belgia tampil begitu meyakinkan di sepanjang turnamen usai mendulang 100% kemenangan di lima pertandingannya. Setelah lolos ke fase gugur sebagai juara grup, the Red Devils menyingkirkan Jepang 3-2 sampai akhirnya maju ke semifinal usai mengalahkan tim favorit juara, Brasil 2-1.

Hasil itu menandai semifinal pertama Belgia di Piala Dunia dalam 28 tahun. Laju serupa dicapai Belgia saat finis keempat di Meksiko 1986.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pujian tinggi dialamatkan kepada Martinez terkait taktiknya untuk membenamkan si juara dunia lima kali.

Di pertandingan itu, Martinez berjudi dengan menggunakan Kevin de Bruyne sebagai false nine dan membebaskan Eden Hazard di sisi kiri. Sedangkan Romelu Lukaku, yang berada di kanan menyerang sisi kanan dan kiri sehingga merepotkan Fagner dan Marcelo.

"Saya akan orang paling berbahagia di bumi," cetus Martinez setelah pertandingan Belgia melawan Brasil. "Saya meminta para pemain untuk memainkan rencana yang sangat sulit dan cara mereka percaya sampai detik terakhir benar-benar luar biasa.


***
Roberto Martinez Mengejar Status Elite

Belgia menjadi pekerjaan pertama Martinez di level internasional. Pria Spanyol itu menggantikan posisi Marc Wilmots, yang dipecat setelah Belgia tersingkir di perempatfinal Piala Eropa 2016.

Penunjukan Martinez cukup mengejutkan. Pada awalnya, Belgia dinilai akan membutuhkan pelatih berpengalaman untuk memaksimalkan skuat yang sedang bagus-bagusnya.

De Bruyne, Eden Hazard, Thibaut Courtois, Romelu Lukaku, Vincent Kompany hanyalah sebagian dari pemain-pemain bintang Belgia.

Sejak melatih pada 2007, Martinez lebih banyak menghabiskan kariernya di Premier League. Usai dua tahun menangani Swansea City, Martinez empat tahun memanajeri Wigan Athletic, sebelum menyeberang ke Merseyside 'biru' untuk melatih Everton.

Satu-satunya gelar bergengsi yang bisa dipersembahkan Martinez hanyalah Piala FA, yang didapatkan semasa melatih Wigan pada 2013.

Meski begitu, Martinez mampu membuktikan Belgia tidak salah memilihnya.

Kemenangan Belgia atas Brasil mempertajam rekor mentereng Martinez sejak membesut Belgia pada 2016. Pelatih berusia 44 tahun ini telah memimpin Belgia dalam 23 pertandingan tanpa kekalahan dengan 18 kemenangan dan lima kali seri.

Kekalahan pertama Martinez dan satu-satunya bersama Belgia adalah saat menyerah 0-2 di tangan Spanyol dalam laga uji coba pada September dua tahun lalu.


***

Status elite kini semakin dekat dengan Martinez. Prancis menjadi ujian besar lain bagi Martinez dan Belgia untuk memperebutkan tiket final Piala Dunia, Rabu (11/7) dinihari WIB.

Duel melawan Prancis sudah tentu tidak akan mudah. Seperti Belgia, Les Bleus belum terkalahkan di sepanjang turnamen dengan hanya sekali imbang dan meraih empat kemenangan, termasuk saat menghempaskan Argentina 4-3 dan Uruguay 2-0.

Adapun kesamaan lainnya dengan Belgia adalah Prancis memiliki segudang pemain bertalenta. Sebut saja Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, N'Golo Kante, Raphael Varane.

"Tim ini harus bermain tanpa rasa takut sama sekali. Kalau kami mendekati pertandingan dengan rasa takut, kami akan mengecewakan diri sendiri dan kami tidak akan bisa tampil sesuai dengan potensi kami," ucap Martinez dalam perbincangannya dengan ESPN.

"Bermain tanpa rasa takut akan mungkin menjadi satu hal yang akan sangat membantu kami."

4 Semifinalis, Belgia Tersubur dengan 14 Gol, Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]



(rin/krs)

Hide Ads