Reuters menyebutkan ada empat orang suporter masuk lapangan di babak kedua pertandingan final Piala Dunia 2018 antara Prancis vs Kroasia. Berhasil menerobos pengamanan, mereka berlari sampai ke tengah lapangan di antara para pemain.
Aksi keempat suporter penerobos itu tak berlangsung lama. Mereka langsung bisa diamankan di diseret keluar.
Baca juga: Prancis Juara Piala Dunia 2018 |
Simak Juga, Saat Penyusup Ganggu Usaha Kroasia Kejar Prancis:
Beberapa saat setelah kejadian itu bank punk Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab. Mereka menerobos masuk lapangan bukan sekadar iseng atau mencari sensasi, tapi membawa agenda politik tertentu.
Band tersebut dikenal vokal menyuarakan berbagai isu sosial, mulai dari LGBT, Anti-Putin, tentang kediktatoran dan lain sebagainya. Final Piala Dunia menjadi ajang sempurna Pussy Riot mengambil perhatian.
![]() |
Mnerobos ke lapangan, mereka terdiri dari tiga wanita dan satu laki-laki menggunakan kostum polisi. Ada satu orang yang sempat tos dengan Kylian Mbappe, sementara penerobos lainnya dihadang Dejan Lovren.
Baca juga: Final Piala Dunia 2018 Direcoki Penyusup |
Melalui akun media sosialnya, Pussy Riot mengirimkan pesan sekaligus tuntutan terkait aksi yang mereka lakukan.
NEWS FLASH! Just a few minutes ago four Pussy Riot members performed in the FIFA World Cup final match - "Policeman enters the Game"https://t.co/3jUi5rC8hh pic.twitter.com/W8Up9TTKMA
— 𝖕𝖚𝖘𝖘𝖞 𝖗𝖎𝖔𝖙 (@pussyrrriot) July 15, 2018
(din/nds)