Sepakbola Tak Pulang ke Rumah, Piala Dunia yang Kembali ke Kampung Halaman

Sepakbola Tak Pulang ke Rumah, Piala Dunia yang Kembali ke Kampung Halaman

Doni Wahyudi - Sepakbola
Senin, 16 Jul 2018 09:14 WIB
Prancis juara Piala Dunia 2018 (Reuters)
Jakarta - Inggris gagal membawa sepakbola pulang ke rumah. Yang terjadi adalah Prancis sukses mengembalikan Piala Dunia ke kampung halamannya.

Football's coming home terus-terusnya dinyanyikan suporter Inggris di Piala Dunia 2018 ini. Lagu tersebut menggambarkan harapan besar publik negeri Ratu Elizabeth untuk bisa lagi menjuarai Piala Dunia, seperti yang sekali-kalinya mereka raih di 1966.

Piala Dunia 2018 ini memang menjadi kesempatan terbaik The Three Lions menyudahi puasa gelar mereka yang sudah berlangsung sangat lama. Untuk kali pertama sejak 1990 Inggris melangkah ke semifinal.


Sepakbola Tak Pulang ke Rumah, Piala Dunia yang Kembali ke Kampung Halaman

Tapi sepakbola pada akhirnya tidak kembali ke rumah ('pulang ke rumah' adalah frasa atas klaim status bangsa inggris sebagai penemu olahraga tersebut). Inggris kalah menyesakkan dari Kroasia di semifinal dan pada akhirnya harus puas jadi penghuni posisi empat usai ditundukkan Belgia pada perebutan tempat ketiga.

Sepakbola batal pulang ke rumah, tapi Piala Dunia lah yang kembali ke kampung halaman. Piala Dunia pulang ke Prancis. Pulang ke negara kelahiran pencetus ide event tersebut, Jules Rimet.

Jules Rimet mengusulkan apa yang sekarang kita kenal sebagai Piala Dunia pada tahun 1928. Pria Prancis kelahiran 14 Oktober 1873 itu menjabat sebagai presiden FIFA saat mengusulkan digelarnya pertandingan antara beberapa negara.

Piala Dunia pertama digelar tahun 1930 di Uruguay. Ada 13 negara peserta, 3 stadion tuan rumah dan hanya dilangsungkan di satu kota. Tuan rumah jadi juara usai mengalahkan Argentina 4-2.



Sejak saat itu Piala Dunia digelar rutin setiap empat tahun, pengecualian pada 1942 dan 1946 yang ditiadakan karena Perang Dunua II.

Jules Rimet menjadi presiden FIFA sejak 1921 sampai 1954. Untuk menghargai jasanya, nama Jules Rimet kemudian digunakan untuk menamai trofi Piala Dunia 2018. Trofi tersebut secara permanen dimiliki Brasil setelah menjadi juara dunia pada 1970. Namun trofi tersebut menghilang pada 1983 dan belum lagi ditemukan hingga kini.


Simak Juga, Putin Serahkan Estafet Tuan Rumah Piala Dunia ke Qatar:

[Gambas:Video 20detik]

(din/cas)