Final Piala Dunia: Pesta Akbar, Pestanya Umat Manusia

Laporan dari Moskow

Final Piala Dunia: Pesta Akbar, Pestanya Umat Manusia

Achmad Rouzni Noor II - Sepakbola
Senin, 16 Jul 2018 18:59 WIB
Foto: Achmad Rouzni Noor II/detikSport
Moskow - Cuma dua negara yang akhirnya bertarung di final Piala Dunia 2018: Prancis dan Kroasia. Tapi, bersamaan dengan laga itu, seluruh bangsa berpesta.

Prancis memastikan sebagai pemilik trofi Piala Dunia 2018 usai mengalahkan kroasia 4-2 di Stadion Luzhniki, Minggu (15/7/2018). Les Bleus, julukan timnas Prancis, akan dikenang sebagai jawara sedangkan Kroasia ada di sisi, sialnya, pecundang.

Itu yang terjadi di tengah lapangan. Di luar arena, bagi orang-orang yang datang ke Moskow dari segala penjuru dunia, dengan jalur darat, laut, dan udara, tetap berpesta, bercengkerama, dan bergembira. Ratusan ribu orang dari berbagai negara, suku, berbeda warna kulit, agama, juga bahasa, bisa bersama-sama tanpa kekhawatiran dan rasa takut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka bungah. Bersuka cita.

Tak masalah tak memiliki tiket nonton di dalam stadion. Bukan persoalan cuma nonton dari pinggiran stadion lewat layar raksasa.

detikSport, yang turut bersama-sama di antara suporter dari berbagai negara itu, turut bersorak ketika gol-gol tercipta.

Final Piala Dunia: Pesta Akbar, Pestanya Umat ManusiaFoto: Achmad Rouzni Noor II/detikSport


Tak peduli Prancis yang bikin gol atau dari kubu Kroasia. Semua bergembira. Semua bersorak sorai.

Dalam waktu 90 menit, tercipta enam gol. Terbaik, atau bisa bisa dibilang terseru, dalam sejarah final sejak 1958. Publik disuguhi aksi jual beli serangan yang tidak monoton.

Indahnya Keberagaman

Di dalam stadion yang pernah jadi tempat bersejarah Manchester United saat memenangkan Liga Champion untuk terakhir kalinya ini, ada 78.011 pengunjung yang rela berdesakan demi menjadi saksi juara dunia terbaru. Mereka bisa menjadi saksi terciptanya sebuah sejarah peradaban.



Kemeriahan juga terjadi di Fan Fest di area stadion Luzhniki yang berkapasitas 25 ribu orang. Announcer kemudian pengumumkan ternyata ada 30 ribu orang yang datang memadati lapangan super luas yang biasa dijadikan tempat konser itu.

Juga di area Fan Fest yang ada di seputar Kremlin di Moskow dan kafe-kafe yang juga menyiarkan siaran langsung. Suporter dibuat lebih santai sembari duduk santai untuk menikmati kopi panas di tengah dinginnya petang yang berakhir dengan guyuran hujan.

Yang mengasyikkan, sepanjang jalan mendekati Stadion Luzhniki, saat berangkat dan meninggalkan stadion, hampir semua orang saling bertegur sapa. Perbedaan luntur. Sirna.

"Hai kamu, marilah ke mari. Ayo ikut kami berdansa dan main bola bersama," kata supporter Brasil bernama Mario saat melihat detikSport asyik mengamati mereka di seputar area Fan Fest.

"Kamu datang dari mana? Oh, Indonesia. Negara yang indah, saya dengar. Senang bisa punya teman baru seperti kamu. Kita sekarang bersaudara berkat sepak bola," katanya lagi sambil mengajak goyang Samba.

Mario hanya segelintir fans yang datang dari jauh ke Rusia hanya untuk menikmati sepak bola. Dari ratusan orang yang ditemui detiksport di seluruh antero Moskow, tak peduli dari negara mana, semua sama-sama bicara soal sepak bola.

Tak ada topik lain yang lebih menarik. Tak ada politik, tak ada SARA, tak ada pembahasan omong kosong soal konflik antarnegara. Semua berbahagia. Karena menurut mereka, sepak bola, khususnya Piala Dunia, adalah pestanya umat manusia.

(rou/fem)

Hide Ads