Penilaian tersebut dilontarkan oleh Dede Sulaiman, mantan pesepakbola yang dulu tampil buat Indonesia di Pra-Piala Dunia 1986. Menurutnya, masih ada beberapa hal yang mesti dipoles dari skuat Luis Milla.
"Dari analisis saya yang pertama itu adalah organisasi kerjasama tim antarlini, jarak masih terlalu jauh. Khususnya saat melakukan penyerangan. Kurang terjalin komunikasi yang baik antar pemain juga belum baik," katanya ke detikSport, Senin,(23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pola permainan yang diterapkan pressure dan mempersempit daerah hanya mampu dijalankan selama 15 menit. Jadi dibutuhkan stamina dan intelegensi pemain yang prima," ucap sosok yang pernah menjebol gawang Korea Selatan pada Pra-Piala Dunia 1986 itu.
"Selain itu masih terlihat kesalahan mendasar seperti melakukan passing, crossing dan kontrol bola. Juga tidak ada seorang pemain sebagai play maker untuk mengatur irama permainan. Pemain depan juga kurang tenang dalam memanfaatkan peluang untuk membuat gol. Di lini tengah, pemain gelandang kurang kreatif untuk menentukan strategi bermain."
"Di sektor belakang, pemain belakang kurang baik dalam penjagaan man to man marking di area pertahanan. Penjaga Gawang kurang sigap dlm mengantisipasi bola crossing dan corner Kick. Kelebihan pemain yang mempunyai kecepatan dan kelincahan tidak dimanfaatkan dengan tepat dan akurat," tutur mantan pemain Persija Jakarta itu.
Timnas U-23 menjalani pemusatan latihan tahap akhir di Bali pada 23 Juli-11 Agustus. Sebanyak 20 pemain dipanggil. Sejauh ini timnas U-23 sudah menjalani enam laga uji coba dengan hasil sekali menang, tiga kali imbang, dan dua kali kalah. Dari keenam pertandingan uji coba tersebut, yang tiga di antaranya berakhir 0-0, timnas U-23 mencetak total empat gol dan kebobolan tiga gol.
Timnas U-23, yang diberi target empat besar di Asian Games 2018, akan menempati Grup A bersama Hong Kong, Laos, dan Taiwan. Cabor sepakbola akan mulai menggelar pertandingan pada 14 Agustus.
(ads/krs)