Juergen Klopp kembali diungkit soal insiden Sergio Ramos dan Mohamed Salah di final Liga Champions. Ramos disebutnya brutal dan kejam.
Mundur dua bulan ke Olimpiyskiy Stadium di Kiev, Liverpool dan Madrid saling berebut trofi Liga Champions. Adanya Salah saat itu sudah membuat Madrid kerepotan setidaknya di setengah jam pertama laga.
Namun, insiden terjadi saat Ramos dan Salah berebut bola yang mengakibatkan nama kedua jatuh lalu berakhir cedera bahu. Salah pun ditarik keluar dan Liverpool limbung tanpa jagoannya itu.
Baca juga: 'Salah Sudah Sepenuhnya Pulih' |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim 2017/2018 sudah selesai dan baik Madrid maupun Liverpool sedang menjalani persiapan menghadapi musim baru. Rupanya media masih ingin mengungkit insiden tersebut yang lantas coba ditanyakan kepada Klopp di sela-sela tur Liverpool ke Amerika Serikat.
"Apakah kita akan membicarakannya lagi? Itu adalah serangkaian aksi dan reaksi, saya tidak suka itu - tapi jika Anda menontonnya lagi dan Anda bukan fans Real Madrid - Anda akan berpikir itu kejam dan brutal," ujar Klopp seperti dikutip FourFourTwo.
"Dalam situasi seperti itu, seseorang harus bisa menilainya lebih baik. Jika Ada VAR, maka Anda akan melihat lagi kejadiannya. Bukan untuk memberikan kartu merah tapi hanya untuk melihat dan bilang: Wah, apa-apaan tuh? Itu kejam," sambungnya.
"Saya tidak yakin apakah kami akan mengalaminya lagi - coba saja sendiri saat Anda menyikut kiper lawan, lalu memiting top skorer mereka layaknya pegulat dan kemudian Anda bisa menang.
"Seperti itulah ceritanya. Banyak yang tak saya suka dari ucapan Ramos. Sebagai pribadi, saya tidak suka reaksinya. Dia seperti: 'Lalu, apa yang mereka inginkan? Itu wajar kok.'. Tidak, itu tidak wajar. Anda harus melihatnya secara keseluruhan untuk melihat seperti apa kondisinya dengan Ramos saat itu."
"Musim sebelumnya saat menghadapi Juve, dia juga bertanggung jawab atas kartu merah Cuadrado. Tidak ada orang-orang yang membicarakan setelahnya, Itu memaksa kami dan orang-orang lain menerima cara seperti itu untuk menang. Orang-orang mungkin berharap saya berpikir sama, tapi tidak," tutupnya.