Supriadi Pemain Timnas di Piala AFF U-16 yang Kenal Bola saat Jualan Es

Supriadi Pemain Timnas di Piala AFF U-16 yang Kenal Bola saat Jualan Es

Hilda Meilisa Rinanda - Sepakbola
Kamis, 02 Agu 2018 12:35 WIB
Mochamad Supriadi (Zabur Karuru/Antara)
Surabaya - Mochamad Supriadi mencuri panggung di Piala AFF U-16 sebagai pencetak gol pertama untuk Timnas Indonesia. Kecepatan dan penyelesaian akhirnya bermula dari bantu-bantu jualan es di pinggir lapangan.

Supriadi membetot perhatian publik saat tampil di laga perdana Timnas U-16 di Piala AFF 2018. Arek Surabaya itu mencetak gol pembuka dalam kemenangan Indonesia atas Filipina 8-0 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, 29 Juli. Gol dibuatnya pada menit kedua.

Pelatih Myanmar, yang menjadi lawan Indonesia di laga kedua, memberi tanda kepadanya. Dia menyebut Supriadi sebagai pemain paling berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Sebelum mentas di Piala AFF U-16, Supri, sapaan karib Supriadi, telah mengoleksi sederet medali dan trofi. detikSport melongok sebagian koleksi medal dan trofi itu di kediamannya, Kedungasem, Rungkut, Surabaya.

Ibunda Supri, Kalsum, 58 tahun, menyambut ramah kedatangan detikSport pada Rabu (1/8/2018).

"Ini piala Supri dari TK, cuma sebagian saja beberapa ada yang ditaruh sekolahnya dulu," ujar Kalsum sembari menggelar tikar.


Kalsum, ibunda Mochamad SupriadiKalsum, ibunda Mochamad Supriadi (Hilda Meilisa Rinanda/detikSport)


Matanya segera basah. Ada kebahagiaan dan haru di dalamnya. Dia senang dengan penampilan apik Supri, namun juga tak bisa menutupi kesulitan-kesulitan yang dialami buah hatinya saat baru mengenal sepakbola.

Perkenalan dengan sepakbola pun tak disangka-sangka. Supri, yang masih balita kala itu, kerap diajak ke lapangan.

Bukan apa-apa, Kalsum tak mungkin meninggalkan Supri di rumah. Dia tak memiliki pengasuh. Suaminya, yang merupakan pekerja bangunan sedang menjadi bagian salah satu proyek sehingga juga pergi pagi dan pulang malam. Padahal, dia berjualan es di pinggir Lapangan Rungkut, yang tak jauh dari rumahnya.



"Dulu, dia sering bantuin saya jualan es di pinggir lapangan," kata Kalsum.

Supri otomatis memiliki tugas menata termos. Setelah semua beres, Supri bisa bermain bola.

Melihat kegemaran putranya itu, Kalsum tak tega membiarkan Supri bermain bola sendirian. Dia pun mendaftarkan Supri untuk bergabung dengan Rungkut FC.

Supri menunjukkan perkembangan yang sip. Kalsum yakin betul karena putranya mendapatkan kesempatan turut dalam sebuah turnamen.


Koleksi medali dan trofi Mochamad SupriadiKoleksi medali dan trofi Mochamad Supriadi (Hilda Meilisa Rinanda/detikSport)


Kabar baik itu membuatnya bungah. Tapi, di sisi lain dia bingung. Turnamen itu menuntut orang tua pemain, termasuk Kalsum untuk mengongkosi biaya pendaftaran, keberangkatan, dan akomodasi. Pemain yang terpilih diminta membayar Rp 700 ribu.

Supri menyadari orang tuanya bakal keberatan dengan biaya yang cukup besar itu. Tapi Supri bertekad untuk bisa turut dalam turnamen tersebut.

"Wes Mak (ibu), aku ikut emak aja bantu-bantu jual es nanti uangnya buat turnamen ya," ujar Kalsum menirukan Supri, sembari menyeka air matanya.

Kian mendekati hari keberangkatan, uang belum terkumpul. Dia mencari pinjaman.

Singkat cerita, Supri bisa berangkat dan merasakan atmosfer pertandingan.

Kisah itu menjadi suklus. Bukan lebih ringan, namun kian berat. Apalagi, ayah Supri sempat terkena stroke ringan, badannya lumpuh separo.

Pernah Kalsum betul-betul tak memiliki cara lagi mendapatkan uang untuk biaya turnamen. Dia sampai menjual baju-baju bekas miliknya. Tapi uang yang didapatkan tak banyak, cuma Rp 60 ribu.

"Kalau soal biaya saya jujur tidak bisa karena bapaknya juga pekerjaannya ndak tetap, kadang ada, kadang juga tidak. Kalau ada turnamen maksud saya tidak usah ikut karena masalah uang tadi, karena bapak juga sudah sakit-sakitan, pernah kena stroke ringan," Kalsum menambahkan.

Tapi Supri membayar pengorbanan ibundanya itu dengan penampilan apik. Dia lolos seleksi Timnas U-16 dan kini sedang bertarung menghadapi tim-tim Asia Tenggara.

Kendati keuangan masih sulit, Kalsum tak akan berhenti mendukung putranya itu untuk terus bermain bola.

"Saya dari sini mendoakan terus, sebisanya sekuatnya saya berdoa biar Supri bisa mengharumkan nama Indonesia," kata Kalsum yang tak lagi terisak. Dia menutup perbincangan dengan tersenyum.


(fem/fem)

Hide Ads