Pada pertandingan yang digelar di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018), PSMS gagal mencuri poin setelah takluk 1-3 dari Bhayangkara FC. Tiga gol Bhayangkara FC dibuat oleh Sani Rizki, Paulo Sergio, dan Vendry Mofu. PSMS hanya mampu membalasnya lewat satu gol yang dicetak oleh Rachmat Hidayat.
Hasil tersebut memperpanjang catatan buruk PSMS belakangan ini. Tim berjuluk Ayam Kinantan itu cuma menang sekali dalam delapan laga terakhirnya di Liga 1 2018. Tujuh laga lain berujung kekalahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSMS kini terpuruk di dasar klasemen Liga 1. Mereka baru meraih 18 poin dari 19 pertandingan yang sudah dilalui musim ini.
Butler, yang menggantikan Djajang Nurdjaman sebagai pelatih PSMS, menyebut timnya sebenarnya bermain bagus. Akan tetapi, para pemain tak bisa tampil maksimal karena tidak adanya dukungan finansial dari manajemen.
"Pemain saya malam ini mantap, main bagus. Tapi harus mengerti, Anda tidak mengerti situasi di sini. Kalau pemain main seperti itu, tidak bisa naik di klasemen kalau tidak ada motivasi finansial," ungkap Butler.
Pelatih asal Inggris itu menilai sebuah tim juga membutuhkan dukungan finansial yang bisa memotivasi pemain. Itu sudah banyak dilakukan tak hanya di Indonesia, tetapi juga klub-klub luar negeri.
"Ini Indonesia. Saya sudah kerja di sini dari dulu dan sudah lama. Saya tahu bagaimana Anda bisa naik di klasemen kalau Anda tidak bisa kasih motivasi finansial," tuturnya.
"Anda bisa nonton bagaimana mereka main malam ini. Saya bangga sekali kepada semua pemain. Tetapi mungkin mereka ingin menang, tapi tidak berhasil. Ada pemain yang selain gaji kecil, tapi di Bhayangkara ada banyak pemain yang punya kualitas terus gaji besar," lanjut Butler.
"Saya tidak ada masalah kalau pemain ada kesalahan, tetapi orang harus mulai bantu kami. Saya datang ke sini saya tidak bikin masalah untuk Medan. Saya ke sini untuk pendek waktu saja dan saya ke sini mau bantu mereka," kata eks pelatih Persipura Jayapura itu.
(ads/mfi)