Roma kehilangan Radja Nainggolan dan Alisson Becker di musim panas ini. Nainggolan dilepas ke Inter Milan sementara Alisson ke Liverpool. Padahal dua pemain ini merupakan sosok kunci di perjalanan musim lalu.
Nainggolan musim lalu jadi pilihan utama di tengah, dengan tampil 42 kali di seluruh ajang dan menyumbang enam gol dan 11 assist. Alisson pun serupa, sebagai andalan di bawah mistar gawang kiper asal Brasil itu bermain 49 kali dengan catatan 22 clean sheet dan 47 kali kebobolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Roma Rekrut Steven Nzonzi dari Sevilla |
Terlebih lagi Nainggolan sejak dua musim terakhir dimainkan sebagai gelandang serang, yang bukan peran terbaiknya. Roma menginginkan sosok yang lebih bisa mengatur serangan dan membagi bola, hingga kemudian mendatangkan Javier Pastore.
Sementara untuk Alisson, Roma terang-terangan tak bisa menolak proposal sebesar 62,5 juta euro belum termasuk bonus-bonus dari Liverpool. Kecuali dua pemain ini, nama-nama lain yang dilepas Roma musim panas ini bisa dibilang tak signifikan.
Dari dana hasil penjualan plus pemasukan musim lalu, Roma merekrut banyak pemain. Terhitung 12 pemain baru termasuk talenta-talenta muda didatangkan.
Pastore, Ivan Marcano, Antonio Mirante, Davide Santon, Robin Olsen, Bryan Cristante, dan Steven N'Zonzi akan memperluas opsi Eusebio di Francesco. Sementara Ante Coric, Justin Kluivert, Zaniolo, William Bianda, dan Daniel Fuzato jadi investasi masa depan.
Sorotan terbesar akan mengarah ke Pastore dan Olsen. Keduanya kurang lebih akan jadi pengganti langsung untuk Nainggolan dan Alisson. Pastore akan diharapkan menjadi sosok pembuka saat Roma buntu menghadapi tim-tim yang bertahan dalam dan solid. Sementara Olsen menanggung ekspektasi untuk melakukan penyelamatan-penyelamatan krusial seperti Alisson musim lalu.
Di Francesco kemungkinan besar masih akan mengusung pola 4-3-3, dengan variasi ke 4-2-3-1. Edin Dzeko dan Patrick Schick bakal berebut tempat utama sebagai ujung tombak, kendati Dzeko diperkirakan masih akan jadi pilihan pertama.
Untuk peran support di kedua sayap, Roma kini punya Cengiz Under, Kluivert, Diego Perotti, dan Stephan El Shaarawy. Sementara Kluivert akan butuh waktu beradaptasi, Under berpeluang besar jadi andalan di sisi kanan sementara Perotti dan El Shaarawy akan dirotasi dari laga ke laga.
Di tengah, Roma punya pilihan melimpah. Daniele De Rossi, N'Zonzi, dan Maxime Gonalons berebut peran jangkar. Kevin Strootman, Cristante, dan Lorenzo Pellegrini jadi opsi untuk peran box-to-box. Sedangkan Pastore diperkirakan jadi pilihan utama untuk playmaker, dengan Coric jadi pelapis.
Duet Kostas Manolas-Federico Fazio tak diragukan lagi masih akan jadi pilihan pertama, dilapisi Juan Jesus, Bianda, dan Marcano. Alessandro Florenzi dan Aleksandar Kolarov mengawal sisi kanan dan kiri, dengan Rick Karsdorp dan Davide Santon sebagai pilihan rotasi.
Baca juga: Momentum Kebangkitan Si Ular Besar |
Usai musim lalu finis ketiga, Roma tentunya mengincar hasil lebih baik, setidaknya jadi pesaing utama Juventus dalam perburuan gelar. Peluangnya cukup baik mengingat Napoli, yang finis kedua tahun lalu, sedang memulai era baru.
Di Liga Champions, keberhasilan menjejak semifinal musim lalu akan dijadikan tolok ukur. Setelah bongkar-pasang skuat di musim panas ini, dan mendatangkan pemain-pemain yang idealnya dirasa lebih pas untuk Di Francesco, 'Serigala Ibukota' akan tertantang untuk minimal menyamai catatan tahun lalu.
Ujian pertama Roma yang punya banyak pemain baru adalah melawan Torino di Olimpico Grande Torino, Minggu (23/8/2018) malam WIB. Partai tandang ini akan jadi kesempatan Roma untuk memberi sinyal awal, seberapa kompetitif mereka.
Tonton juga 'Kehebatan Alisson kala Berseragam AS Roma':
(raw/din)