Buntut Tragedi GBLA, Menpora Silatuhrahmi dengan Stakeholder Sepakbola Indonesia

Buntut Tragedi GBLA, Menpora Silatuhrahmi dengan Stakeholder Sepakbola Indonesia

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Senin, 01 Okt 2018 17:20 WIB
Foto: Amalia Dwi Septi/detikSport
Jakarta - Menpora Imam Nahrawi menggelar pertemuan dengan stakeholder sepakbola Indonesia. Menpora mengajak seluruh pihak mewujudkan sepakbola damai tanpa kekerasan.

Pertemuan tersebut dilaksanakan di Kantor Kemenpora, Senin (1/10/2018). Agenda itu diikuti Wakil Ketua Umum Joko Driyono, Ketua APPI Ponaryo Astaman, Kepala Badan Intelkam Mabes Polri, serta Ketua BOPI Richard Sam Bera. Juga sejumlah perwakilan klub dan suporter, di antarannya Ketua Viking Herru Joko dan Andie Peci, perwakilan suporter Persebaya Surabaya, Bonek.

Imam menjelaskan pertemuan tersebut digelar untuk memenui instruksi Presiden RI Joko Widodo agar kemenpora mengajak duduk bersama stakeholder sepakbola Indonesia usai tragedi GBLA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya, satu suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, tewas menjelang pertandingan antara Persib bandung dengan Persija di Stadion gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9).

Menteri asal Bangkalan itu mengingingkan perdamaian yang tak hanya sementara. Muncul usulan untuk menggelar laga persahabatan.




"Kami berharap salah satu kesimpulan pertemuan ini akan ada pertandingan persahabatan, entah antar klub mana. Kalau perlu antar klub, pertandingan amal yang nantinya bisa menjadi contoh perbedaan hanya 90 menit, selebihnya adalah bersaudara dan persahabatan," ujar politisi PKB itu.

Pemerintah Kawal Sampai Tuntas

Imam kembali menegaskan bahwa tragedi GBLA itu menjadi catatan penting bagi PSSI dan PT LIB. Dia minta agar PSSI dan PT Liga membuat regulasi yang jelas agar tragedi itu tak terulang.

Imam sekaligus mengajak seluruh suporter menyadari pentingnya persaudaraan dan perdamaian. Pemerintah tak akan lepas tangan.

"Pemerintah tentu akan kawal ini dengan baik karena pemerintah berkepentingan untuk menjaga kondusivitas, keamanan, dan kenyamanan itu menjadi nomor satu menuju persaudaraan dan juga kebersamaan yang lebih baik lagi," kata Imam.

"Tentu ini jadi catatan penting bagi kami semua, dimana penonton yang ada di stadion seharusnya bisa memberikan edukasi bagi suporter yang ada di luar stadion," ujar dia.

"Termasuk yang tidak datang nonton di stadion dan termasuk penonton cilik yang menonton di Stadion. Betapa mulianya pertandingan itu bila ditunjukkan dengan cara yang baik juga. Maka, semuanya harus edukasi diri , tidak hanya suporter, tapi juga wasit, operator, begitu pula panpel dan sebagainya," dia menjelaskan.

"Termasuk juga media jika nanti ada nyanyian-nyanyian kebencian yang ada di stadion langsung dimatikan saja tvnya, jangan sampai anak-anak saya. Anak yang di rumah juga ikut menirukan ujarr kebencian, itu yang akan menimbulkan efek yang sangat panjang," kata dia.

Untuk menyepakati bersama, suporter membubuhkan tandatangannya dalam sebuah kesepakatan damai. Dalam kesepakatan itu, terdapat 10 butir pernyataan sikap.

"Tahun lalu masih ada tanda tangan dan sekarang ada di press room, di situasi jeda liga saya mohon kepada PSSI dan LIB kami laksanakan kehendak dan kemauan rakyat bahwa rakyat bahwa kami betul-betul ingin sepa bola menyatukan dan menggembirakan dan menjadi bagian dari lahirnya generasi yang berkarakter, yang menyayangi dan mencintai di atas segala perbedaan," katanya.




(ads/fem)

Hide Ads