Klub Jangan Cuma Siapkan Pertandingan, Wajib Memberi Keamanan Penonton

Klub Jangan Cuma Siapkan Pertandingan, Wajib Memberi Keamanan Penonton

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Rabu, 03 Okt 2018 20:28 WIB
Foto: Amalia Dwi Septi/detikSport
Jakarta - Komisi Disiplin PSSI telah menjatuhi sanksi kepada Persib Bandung terkait meninggalnya suporter Persija Jakarta. Lalu, langkah kongret apa yang akan dilakukan oleh PSSI ke depannya untuk menghindari kejadian serupa?

Komdis telah menghukum Persib sebagai terdakwa utama atas kasus meninggalnya Haringga Sirilia. Persib dijatuhi sanksi cukup berat dengan pelarangan bermain di pulau Jawa hingga akhir musim ini.

Persib juga tak boleh menggelar laga kandang di Bandung dengan penonton yang berlaku hingga pertengahan musim depan. Tak hanya itu, suporter, Bobotoh, juga mendapat hukuman sanksi larangan menyaksikan pertandingan Persib baik kandang dan tandang di Liga 1 hingga tengah musim depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukuman tersebut dianggap hanya formalitas semata hanya demi bergulirnya kembali kompetisi Liga 1 yang sebelumnya sempat diistirahatkan. Apalagi keputusan sanksi tersebut tidak disertai munculnya aturan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang.



Kasus meninggalnya suporter sejatinya tak hanya kali ini saja terjadi. Haringga menjadi korban ke tujuh akibat rivalitas The Jakmania dan Bobotoh. Suporter Persib, Rangga Cipta Nugraha juga merenggang nyawa akibat dikeroyok di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 2012 lalu.

Ketua Tim Pencari Fakta PSSI Gusti Randa mengungkapkan dia sudah merekomendasikan untuk membuat peraturan organisasi khusus yang diterapkan di manual liga khususnya soal safety regulation termasuk soal suporter. Nantinya PSSI akan membahasnya di rapat Komite Eksekutif.

"Tetapi ada satu hal yang penting dalam rekomendasi yakni tentang suporter, tentang penonton sehingga ke depan kami punya pijakan yang sifatnya Indonesia. Kami tunduk kepada FIFA safety security regulation tapi kami harus membuat peraturan organisasi (PO) berdasarkan FIFA security," ujar Gusti kepada pewarta, Rabu (3/10/2018).

"Safety regulation siapa suporter dan penonton, karena ada tiga elemen ada penonton, suporter, dan fan. Ini harus jelas. Kami lihat PO nya itu menjadi landasan di manual league, prosedur pengamanan itu ranah kepolisian, kami punya security officer, stadion juga punya. Nah bagaimana ini punya sinergitas sehingga klub-klub ke depan tidak hanya mengantisipasi menyiapkan bertanding. Tapi juga memberikan keamanan di dalam dan luar stadion," terang dia.

Gusti yakin peraturan tersebut akan berdampak jika klub juga melakukan edukasi kepada suporter. PSSI disebutnya sadar harus ada peraturan yang tetap karena suporter semakin lama semakin besar.



"Klub harus mengedukasi fan, suporter dan penontonnya. Pasti ada penonton di dalam maupun di luar stadion karena kurangnya kapasitas stadion tidak dapat menampung semua. Kalau kami serahkan ke kepolisian maka akan dibenturkan jumlah polisi dan jumlah penonton. Kami tidak boleh terbentur masalah itu, sebanyak apapun polisi tidak bisa menjawab itu." (ads/din)

Hide Ads