Melakoni laga Grup A di Stadion GBK, Rabu (24/10/2018), UEA tertinggal dari Indonesia lewat gol Witan Sulaeman di babak pertama. Indonesia lantas kehilangan Nurhidayat yang dikartu merah di awal babak kedua. Alhasil, UEA bermain dengan keunggulan jumlah pemain di sisa pertandingan.
Meski begitu, UEA tidak mampu memanfaatkan situasi ini untuk menciptakan gol penyama. Indonesia malah beberapa kali bisa melakukan serangan balik yang cukup berbahaya sekalipun gagal menambah keunggulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya kami bermain berbeda dalam dua babak. Babak pertama sangat jelek karena kami kalah dalam penguasaan bola dan kami tidak bisa menang dengan sepakbola seperti itu," ujar dia usai pertandingan.
"Saya tidak kaget dengan hasilnya, karena Indonesia tim yang bagus dan jika ingin bermain di Piala Dunia, Anda membutuhkan tim yang bukan hanya bagus secara skill tapi juga punya semangat yang bisa mengubah permainan," kata Batelli.
"Untuk bermain di Piala Dunia maka harus siap untuk segala hal, termasuk tekanan lawan. Kami kalah dari Indonesia tapi bukan karena tekanan dari fans, tapi karena kesalahan tim kami sendiri. Pada babak kedua kami mengubah rencana dan 15 menit pertama berhasil, sayangnya tim kami lupa bahwa sepakbola tentang kolektivitas dan banyak upaya dari kami yang bisa dikandaskan lawan," tambahnya.
Batelli pun membandingkan penampilan timnya saat mengalahkan Qatar 2-1 dengan Indonesia. Menurutnya mereka memiliki kekuatan berbeda dan dia mengakui timnya kali ini pantas kalah.
"Indonesia dan Qatar merupakan dua tim yang berbeda. Ketika kami menang lawan Qatar juga kami tidak bermain terlalu baik. Tadi kami kalah karena kesalahan kecil. Tidak mungkin tim menang tanpa kemampuan bersama, tidak mungkin tim menang tanpa semangat seperti itu, dan saya pikir kami memang pantas kalah," tuturnya. (ads/rin)