Performa Griezmann setahun terakhir terbilang oke, baik di Atletico Madrid maupun timnas Prancis. Ia menjadi bintang Prancis saat menjuarai Piala Dunia 2018. Kala itu, Griezmann menjadi pemain terbaik laga final dan mampu membuat empat gol sepanjang turnamen. Griezmann lantas jad salah satu kandidat peraih Ballon d'Or.
Meski begitu striker 27 tahun tersebut tak bisa dianggap sebagai kandidat utama. Pasalnya ada Luka Modric yang sebelumnya terpilih sebagai pemain terbaik UEFA dan FIFA, serta Lionel Messi serta Cristiano Ronaldo, langganan penghargaan individual ini dalah satu dekade terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya benar-benar menginginkannya (bermimpi memenangi Ballon d'Or). Saya tak takut mengatakan itu. Saya bermimpi memenangi Ballon d'Or, Liga Champions, hingga Piala Dunia," ujarnya kepada I
"Saya mengimpikan banyak hal. Saya bermimpi punya tiga anak. Mimpi memotivasi Anda ketika bangun tiap pagi sehingga Anda memiliki target untuk dicapai."
"Pada level personal, itulah (Ballon d'Or) penghargaan tertinggi yang bisa Anda dapati. Sebuah penghargaan paling bersejarah, paling bergengsi. Meski demikian, saya adalah pemain yang lebih berpikir tentang kolektivitas ketimbang individu," katanya.
Griezmann pun sedikit menceritakan perjuangannya sejak kecil di dunia sepakbola. Menurutnya, Ballon d'Or bisa membayar segala pengorbanan yang telah dia lakukan sejauh ini.
"Walau akan sangat baik memenangi itu. Karena melihat apa yang sudah saya lalui, terutama berpisah dengan keluarga sejak tiga tahun," tuturnya.
"Sejak usia tiga sampai 18 tahun, ketika pertama kali menandatangani kontrak profesional, itu adalah momen sulit. Hanya karena itu, penghargaan tersebut menjadi sangat luar biasa bagi orang tua, saudara, dan diri saya sendiri."