Pengaturan skor di dunia sepakbola Indonesia kembali mencuat. Puncaknya dugaan itu terjadi di laga delapan besar Liga 2 2018 yang mempertemukan Aceh United vs PSMP Mojokerto.
Selain itu, ada juga Madura FC yang diminta mengalah oleh anggota komite eksekutif PSSI, Hidayat, untuk mengalah pada PSS Sleman di babak delapan besar Liga 2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakhri menilai pengaturan skor terjadi karena klub gagal menepati hak-hak para pemain. Hal itu dia utarakan dalam talkshow Mata Najwa yang disiarkan langsung oleh Trans 7, Rabu (28/11/2018) malam WIB.
"Pengalaman dari temen-temen yang pernah diskusi sama saya. Pantauan mereka soal pertandingan, itu rata-rata ketika hak-hak mereka (pemain) tidak dibayar tepat waktu," kata Fakhri.
"Bahkan, ada istilahnya gaji diterimanya tanggal 30, 60, 90. ini yang jadi peluang dan ruang (runner). Justru klub-klub seperti itu yang mereka cari," sambungnya.
Baca juga: Banyak Gol Hantu di Liga, Mau Timnas Baik? |
"Jadi mereka tidak bisa masuk ke klub-klub yang sehat. Sekarang berapa banyak pemain yang bisa bayar gaji pemain tepat waktu sesuai kontrak."
"Saya paham dengan kasus yang dulu di Sleman. Pelatih akan sulit kontrol pemainnya. Seberapa kuat pelatih kontrol pemain supaya tidak berhubungan dengan orang yang bawa uang cash. Seberapa kuat?" tegasnya.
(ran/din)