Persib Juga Ingin Edy Mundur dari Ketum PSSI

Persib Juga Ingin Edy Mundur dari Ketum PSSI

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Kamis, 29 Nov 2018 23:16 WIB
Persib Bandung meminta Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua umum PSSI. (Foto: Dony Indra Ramadhan)
Jakarta - Persib Bandung mendukung agar Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Manajer Persib Umuh Muchtar menilai posisi ini menuntut fokus besar.

Edy menjadi sorotan tajam publik menyusul kegagalan timnas Indonesia di Piala AFF 2018. PSSI dianggap tidak serius mempersiapkan timnas sehingga keinginan masyarakat tanah air melihat skuat Garuda juara kembali sirna.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi semakin parah setelah muncul lagi isu match fixing di kompetisi Indonesia. Bahkan dugaan pengaturan skor diyakini melibatkan anggota Komite Eksekutif.

Umuh yang dulu sempat menjadi pentolan Kelompok 85 (K85) yang mengusung Edy menjadi Ketum dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada 2016 lalu, mengaku kecewa. Dia bingung karena komitmen Edy saat ini tidak jelas.

"Bapak juga tidak mengerti Pak Edy ini maunya apa, mau ke mana, Pak Edy mencari apa. Gitu aja lah, kasian dia kan tidak mengerti, kok kenapa harus memaksakan diri," ungkap Umuh saat dihubungi pewarta, Kamis (29/11/2018).




"Sekarang, serahkan saja kepada ahlinya yang benar, sudah cukup jadi gubernur. Kan dulu juga gambling, ikut gubernur, ikut PSSI, nah kenapa waktu itu tidak lepas PSSI karena takutnya gubernur tidak lolos."

"Nah sekarang sudah lolos jadi gubernur, kenapa tidak dilepas jabatannya di PSSI. Ketum PSSI itu harus orang yang fokus, yang tidak terganggu tugas yang lain, jadi harus benar-benar karena memerlukan waktu fokus 24 jam kasarnya. Kalau sudah tidak sanggup, lepas salah satu. Jangan dianggap enteng, malah jadinya begini, rusak," katanya.




Kekecewaan kepada Edy disebut Umuh tak hanya dirasakan oleh Persib, tetapi juga beberapa klub. Dengan Kongres Tahunan digelar pada Januari mendatang, bukan tak mungkin ada pergerakan untuk meminta Edy mundur.

"Sudah banyak yang kecewa, klub-klub hampir 70 persen. Lihat saja nanti, bisa saja ada gerakan itu. Saya begini, karena ingin lihat sepakbola Indonesia benar, timnas maju, tidak ada kepentingan apapun," katanya. (ads/raw)

Hide Ads