12 Fakta Sejarah PSM Makassar

12 Fakta Sejarah PSM Makassar

Niken Widya Yunita - Sepakbola
Minggu, 09 Des 2018 14:55 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Jakarta - PSM Makassar menjadi calon kuat juara Liga 1 2018, bersaing dengan Persija Jakarta. Klub berjuluk Juku Eja itu konsisten di papan atas.

PSM ditangani Robert Rene Alberts, seorang pelatih darI Belanda. Klub berjuluk Pasukan Ramang atau Juku Eja (Ikan Merah) itu konsisten berada di papan atas sejak awal musim.

Menuju akhir liga 1 2018, PSM justru kehilangan kemenangan pada beberapa pertandingan akhir. PSM menatap laga pamungkas dengan ada di urutan kedua, tertinggal satu poin dari Persija.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSM menjamu PSMS Medan di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (9/12) mulai pukul 15.30 WIB.


Ini dia 12 fakta sejarah PSM Makassar:

1. Tim Tertua di Indonesia

PSM Makassar tercatat sebagai tim sepakbola tertua di Indonesia. Juku Eja dibentuk pada 2 November 1915 dengan nama Makassar Voetbal Bond (MVB). Klub itu tercatat sebagai embrio PSM.

Waktu itu, MVB memiliki Sagi dan Sangkala, duo dinamyc dalam tim yang disegani rival pada 1926-1940.

2. Awal Mula Terbentuknya PSM Makassar

Pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa dan sebagian dikirim ke Myanmar. MVB praktis lumpuh total.

Apalagi, Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepakbola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi PSM Makassar.

3. Tokoh Fenomenal

Pada dekade 1950, PSM ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal yakni Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepak bola nasional dan tetap dikenang hingga saat ini. Hal inilah yang membuat tim itu dijuluki Pasukan Ramang.


4. Juara Pertama Kali

PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final di Medan. Sejak saat itu, PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepakbola Indonesia.

5. Lima Kali Gelar Juara

Lima kali gelar juara perserikatan diraih PSM dan beberapa kali runner-up di era sepakbola profesional. Tim itu pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dream Team ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makassar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, Rachman Usman, dan Yosep Lewono.

Ketika tim-tim Perserikatan digabung dengan tim-tim Galatama menjadi Liga Indonesia sejak tahun 1994, PSM selalu masuk jajaran papan atas hingga sekarang. Setiap musim, PSM selalu diperhitungkan dan menjadi salah satu tim dengan prestasi paling stabil di Liga Indonesia. Meski demikian, baru sekali klub ini menjadi juara yakni pada Liga Indonesia tahun 2000, dan selebihnya empat kali menjadi tim peringkat dua pada Liga Indonesia 1995/1996, 2001, 2003, dan 2004.

Suporter PSM Makassar Suporter PSM Makassar (Rifkianto Nugroho/detikSport)

6. Liga Champions Asia

PSM Makassar tercatat satu kali berlaga di Piala Winners Asia dan tiga kali mewakili Indonesia di laga Liga Champions Asia. PSM Makassar pernah menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Perempat Final Liga Champions Asia pada tahun 2000. Untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Perempat Final LCA yang menghadirkan klub-klub lain dari Asia Timur, yakni Jubilo Iwata (Jepang), Shandong Luneng Taishan (China), dan Suwon Samsung Bluewings (Korea).

7. Ciri Khas PSM

Salah satu yang menjadi ciri PSM hingga selalu menjadi tim papan atas adalah permainan keras dan cepat yang diperagakan pemainnya dipadu dengan teknik tinggi. Tak hanya itu, pemain PSM juga terkenal tangguh dan tidak cengeng dalam kondisi lapangan apa pun.

8. Suporter

PSM Makassar memiliki beberapa kelompok suporter antara lain The Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makasar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, dan Antang Communitty.

9. Liga Primer Indonesia

Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar. Namun media tetap menyebut PSM Makassar.

Pada tahun 2014, PSM Makassar kembali ke Liga Super Indonesia setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League. Hal ini setelah terjadi kesepakatan PT. Liga Indonesia dengan QNB Group dari Qatar.

10. Stadion

PSM Makassar bermarkas di Stadion Andi Mattalatta, dahulu bernama Mattoangin didirikan tahun 1955 dan merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional keempat pada tahun 1957. Stadion itu memiliki kapasitas untuk 20.000 orang. Sebelum Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun tahun 1962, stadion ini termasuk salah satu yang terbesar di Indonesia dan sering dipakai untuk menggelar pertandingan sepak bola internasional.

Stadion ini pernah menjadi tuan rumah babak 8 besar Liga Champions Asia 2001. Semua pertandingan di grup Asia Timur termasuk PSM dihelat di stadion ini. Pada musim 2014, PSM Makassar terpaksa harus berlaga di luar Sulawesi Selatan yakni menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, setelah Stadion Andi Mattalata tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2014.

Setahun kemudian, dilakukan renovasi stadion setelah manajemen PSM mengadakan kesepakatan dengan pihak Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) selaku pengelola stadion. Di Liga Super Indonesia 2015, PSM kembali bermarkas di Makassar.

11. Logo dan Jersey

Seperti halnya klub sepak bola lain di era Perserikatan, PSM Makassar juga mengadopsi logo pemda sebagai identitas dari diri klub. Berdasarkan itulah maka warna utama PSM adalah merah, termasuk jersey. Untuk kostum kandang, setiap musim PSM menggunakan warna merah. Sedangkan untuk kostum tanding, menggunakan warna yang berbeda. Pada musim 2016, PSM menggunakan warna hitam dengan aksen putih, sedangkan pada musim 2015 menggunakan warna biru dengan aksen putih.

Musim ini, PSM menggunakan jersey kandang berwarna merah pekat, sedangkan untuk away mereka mengenakan jersey putih.


12. Pemain terkenal

PSM Makassar memiliki sejumlah pemain terkenal baik pemain lokal maupun pemain asing. Bahkan beberapa pemain lokal diantaranya pernah memperkuat tim nasional Indonesia. Pemain asing yang pernah merumput bersama PSM juga tidak sedikit yang sukses dan menjadi incaran tim sepak bola lain di dalam negeri. Hamka Hamzah dan Syamsul Chaeruddin hingga kini masih memperkuat PSM.


(nwy/fem)

Hide Ads