Keputusan Budhi itu bermula karena tim sepakbola Banjarnegara, Persibara, yang bermain di Liga 3 provinsi, kerap dipalak Asprov PSSI Jawa Tengah (Jateng). Persibara diminta untuk mengirim sejumlah uang kepada Asprov PSSI Jawa Tengah. Nominalnya Rp 100 juta per laga.
"Main kalau mau menang harus bayar. Kalau mau menang bayar Rp 100 juta. Bukti transfernya ada semua. Bahkan semakin ke sini jumlahnya terus bertambah," kata Budhi, yang juga bupati Banjarnegara itu di rumah dinas Bupati Banjarnegara, Senin (10/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui detikSport, Budhi menunjukkan bukti transfer dan rincian daftar pembayaran laga terakhir Persibara saat melawan Persikab Kediri. Jumlah total yang dikeluarkan dalam dua laga (kandang dan tandang) Persibara membayar Rp 237 juta.
Ia mengatakan rumor terkait pengaturan skor pada sepakbola Indonesia benar adanya. Seperti yang terjadi pada Liga 3 provonsi Jawa Tengah sejak awal musim.
"Rumor terkait pengaturan skor ini memang benar adanya. Khususnya di Jawa Tengah ini," ujarnya.
Selain mentransfer sejumlah uang jika tim sepakbola ingin menang, pihaknya juga mengaku sudah memberikan DP untuk menjadi tuan rumah 32 besar liga 3 nasional. Saat itu, ia diminta untuk mengirimkan uang Rp 500 juta agar bisa menjadi tuan rumah.
"Sempat ada tawar menawar, tetapi kami sudah mengirimkan DP sebanyak Rp 50 juta terkait tawaran menjadi tuan rumah 32 besar liga 3 nasional," ujar dia.
Dengan kejadian ini, ia ingin melaporkan kepada dewan pengawas PSSI pusat. Harapannya agar kompetisi sepakbola bisa digelar lebih baik lagi.
"Kami sedang berembuk untuk melaporkan ini kepada dewan pengawas PSSI pusat," tuturnya.
(fem/fem)