Cerita Lasmi Indaryani Diminta Transfer Uang ke Pengurus PSSI BM dan Papat

Cerita Lasmi Indaryani Diminta Transfer Uang ke Pengurus PSSI BM dan Papat

Uje Hartono - Sepakbola
Sabtu, 29 Des 2018 13:39 WIB
Lasmi Indaryani, manajer Persibara Banjarnegara (Uje Hartono/detikSport)
Banjarnegara - Mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, diminta untuk mengirim sejumlah uang kepada oknum PSSI berinisial BM. Juga kepada Papat Yunisal.

Lasmi menyebut inisial lain setelah dua pengurus PSSI, anggota komite eksekutif (exco) Johar Lin Eng dan anggota Komisi Disiplin (komdis) Dwi Irianto alias Mbah Putih, serta mantan komisi wasit Priyanto dan wasit futsal Anik Yuni Kartika Sari ditangkap polisi. Lasmi menyebut sebagai oknum PSSI berinisial BM dalam dugaan pengaturan skor di Liga 3. Kasus itu ditangani Satgas Anti Mafia Bola Polri saat ini.

Lasmi dimintai sejumlah uang berulang kali. Saat itu, dia telah menjadi manajer Timnas U-16 putri yang akan bermain di kualifikasi Piala Asia U-16.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saat itu sebelum berangkat ke Kyrgyztan di Depok, Jawa Barat, Tika (sapaan Anik Yuni Kartika Sari) bilang kalau sekarang sudah bukan zona Jateng. Jadi, harus punya link-link orang pusat. Waktu itu, suruh kirim uang ke inisial BM saya sendiri tidak tahu itu siapa," kata Lasmi pada Sabtu (29/12/2018)

Lasmi bilang permintaan itu dituruti dengan mentransfer Rp 50 juta. Uang tersebut diminta Tika yang akan digunakan sebagai uang entertaint untuk orang PSSI berinisial BM.

Saat Lasmi sudah berada di Kyrgystan, Tika kembali meminta uang Rp 200 juta.

"Berdasarkan perbincangan anatara Tika dan BM katanya butuh Rp 200 juta lagi. Saat itu, saya kirim dua kali masing-masing Rp 100 juta," kata dia.

Lasmi bilang sebenarnya dia sudah kesal dengan permainan tersebut. Tapi, ia merasa tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, uang yang sudah dikeluarkan selama ini sudah banyak.

"Saya mendapat informasi katanya sekali pertandingan (Persibara) Rp 50 juta. Karena tinggal empat kali bermain saya kira uang Rp 200 juta akan digunakan untuk itu. Tetapi, ternyata belum. Di tengah-tengah minta Rp 200 juta lagi. Yang pertama sudah habis," ujarnya.


Tidak hanya itu, di sela-sela Liga 3 berjalan ia juga mengaku dibujuk untuk mengirimkan uang Rp 175 juta pada gelaran Porprov. Awalnya, ia tidak mau. Tapi, karena terpengaruh dan akan dijanjikan emas. akhirnya ia pun mentransfer uang dengan jumlah tersebut.

"Yang membujuk Tika dengan mbah Pri. Katanya itu gengsi kabupaten masa sudah mau naik kasta Porprovnya jeblok. Ini kan event 4 tahunan. Akhirnya saya kirim uang itu," kata dia.

Tapi, emas yang dijanjikan untuk sepakbola dan futsal pun gagal diraih. Rinciannya sepakbola Rp 100 juta dan futsal Rp 75 juta.

Selain uang tersebut, Lasmi juga mengirimkan uang Rp 50 juta. Uang tersebut agar Persibara menjadi tuan rumah 32 besar Liga 3.

"Saya juga pernah mengirimkan Rp 10 juta kepada Papat Yunisal exco PSSI. Saat itu, Tika menyampaikan kepada saya kalau uang saku bu Papat dari PSSI belum turun jadi saya disuruh kirim dolar. Katanya kasian sekarang lagi di Malaysia butuh uang saku," kata dia.

Awalnya, Lasmi mengaku kesal. Karena sebagai exco PSSI mestinya bisa membantu kebutuhan Timnas yang belum ada. Namun, sebaliknya ia justru meminta uang.

"Sebenarnya tidak langsung meminta. Yang langsung Tika minta saya kirim Rp 25 juta ke bu Papat. Tetapi, besoknya bu Papat WA saya menanyakan, di mana, sedang apa, jadi akhirnya saya kirim Rp 10 juta. Saat itu, bu Papat juga sempat bilang terimakasih," kata dia.

(fem/fem)

Hide Ads