Kepastian itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Sumatera Selatan, Nasrun Umar, Selasa (15/1). Dia bahkan sudah lebih dulu mengumumkannya di hadapan peserta rembuk bersama tokoh sepak bola, Senin malam (14/1/2018), yang juga dihadiri Gubernur Herman.
Awalnya, dalam acara itu, Gubernur Herman meminta Sekda Nasrun agar memutuskan nasib manajemen malam itu juga. Tidak ada kata lain selain Muddai harus mundur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Teja Paku Alam Merapat ke Semen Padang |
Kemudian, Herman meninggalkan rembuk yang digelar di hotel Horison Palembang tersebut. Sekda Nasrun pun langsung memutuskan Muddai melepas seluruh saham mayoritasnya.
"Muddai sudah menyerahkan sahamnya ke Bapak Herman Deru. Bukan sebagai gubernur, tapi sebagai pribadi. Jadi mau kepada siapa nanti menyerahkan tongkat estafetnya, setelah ini akan diputuskan," kata Nasrun, yang sebelumnya pernah menjadi manajer SFC.
Mendengar pernyataan Sekda di depan tamu yang hadir, Muddai pun langsung meninggalkan hotel dan sempat dikejar Nasrun Umar. Tanpa komentar, Muddai pun meminta awak media menanyakan pernyataan Nasrun ke Gubernur.
"No comment, silakan tanya ke yang lain," ujar Muddai bergegas meninggalkan hotel dan menghindari dari kerumunan awak media.
Setelah kepergian Muddai, Sekda Nasrun kembali melanjutkan acara. Secara tegas dia menyatakan kepada tamu undangan bahwa akan dilakukan serah terima surat pernyataan, pelimpahan aset, sampai ke pembentukan tim pormatur manajemen.
"Tentunya kita sepakat proses ini tidak bisa selesai malam ini," ujar Nasrun menutup acara.
Sebagaimana diketahui, Muddai adalah pemilik saham mayoritas klub Sriwijaya FC, hingga 88 persen. Sisanya, menjadi bagian Pemprov Sumsel melalui yayasan.
Dengan terdegradasinya Sriwijaya FC ke Liga 2, Muddai berniat untuk menjual seluruh saham. Tapi, penjualan saham menjadi polemik.