AFC melakukan pertemuan dengan PSSI di Hotel Sultan, Senayan, Selasa (15/1). Pertemuan itu juga mengundang Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dan kepolisian RI, salah satunya guna membahas tindakan pencegahan pengaturan skor.
"Ya, itu salah satu program yang terpikirkan. Paling nanti update setelah kongres. Kalau tadi ada AFC bagaimana pemaparan match fixing dari AFC," kata General Manager APPI, Ponaryo Astaman, di Hotel Sultan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya semua pasti semua punya prosedur, AFC ada, FIFA juga ada, pengategoriannya bagaimana, siapa yang terlibat, konsekuensinya apa, cara pencegahannya bagaimana. Pemaparan lah tadi intinya," sambungnya.
Bagi Ponaryo, langkah ke depan jadi persoalan yang harus dipersiapkan dengan amat matang. Butuh kerja sama banyak pihak untuk mengatasi pengaturan skor.
"Ini tuh bukan ada di pemain, PSSI, polisi saja. Tapi sinergi. Makanya mungkin akan ada pertemuan lebih lanjut dengan polisi pastinya. Karena peran polisi seperti kita ketahui di satgas untuk kasus- kasus kemarin," dia menjelaskan.
"Tapi kasus ke depannya mau gimana bentuknya. Match fixing mau ditangani gimana, kalau kejadian di lapangan apa yang harus dilakukan, kalau pemain mau laporkan bagaimana? Yang seperti itu pembicaraannya," tambahnya.
Dari hasil pertemuan ini, PSSI berencana membuat Komite Ad-hoc Integrity, yang menjadi cikal bakal berdirinya departemen khusus di bawah kesekjenan PSSI. Ini nantinya akan dipakai untuk menangani berbagai kasus integritas sepak bola Tanah Air. Rencananya, departemen khusus itu bakal terbentuk pada 2020.
"Sebelum melangkah lebih jauh, mungkin setelah kongres akan dilihat juga perkembangannya. Terutama Kepolisian aktif terlibat sekarang. Ya itu tadi, bentuk kerjasamanya, nota kesepahaman semua stakeholdernya, termasuk polisi sekarang tentang program untuk memberantas match fixing ke depannya. Itu intinya," ujar dia.
Baca juga: Gelar Kongres Tahunan, Ini Agenda PSSI |