Edy memutuskan mundur di Kongres PSSI yang digelar di Hotel Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). Total Gubernur Sumatera Utara itu menjabat sebagai Ketum PSSI selama 1.054 hari sejak terpilih pada 10 November 2016.
Pemerhati sepakbola sekaligus koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menilai langkah Edy patut diapresiasi. Sudah sejak lama eks Pangkostrad TNI itu diharapkan mundur karena merangkap jabatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Edy memberikan contoh baik kepada kepengurusan olahraga di Indonesia dengan menyatakan mundur dan fokus sebagai Gubernur Sumut. Ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh ke depan baik untuk olahraga Indonesia maupun untuk internal PSSI. Tak ada lagi rangkap jabatan," ujar Akmal kepada detikSport, Minggu (20/1/2019)
"Dengan mundurnya Pak Edy, perlu dilakukan segera Kongres Luar Biasa agar kepemimpinan di PSSI bisa kembali sesuai statuta FIFA maupun turunannya," katanya.
Lantas, siapa sosok ketum PSSI yang tepat selanjutnya? Akmal menilai PSSI membutuhkan generasi baru. Jangan sampai pemimpinnya berbeda, di dalamnya (pengurus) sama saja.
"PSSI butuh generasi baru yang fresh dan tak terkontaminasi virus dan penyakit masa lalu. Yang jelas harus punya karakter kuat, ikhlas dan benar-benar mewasiatkan diri untuk memajukan sepakbola Indonesia. Intinya harus generasi baru. Pengurus PSSI ke depan harus profesional, sehat, sportif dan integritas," dia menambahkan.