Tak Bisa Full Team di Liga Champions Asia, Persija Salahkan PSSI

Tak Bisa Full Team di Liga Champions Asia, Persija Salahkan PSSI

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Rabu, 23 Jan 2019 21:39 WIB
PSSI disalahkan atas gagalnya empat pemain baru Persija tampil di Kualifikasi Liga Champions Asia 2019 (Randy Prasatya/detikSport)
Jakarta - Persija Jakarta sangat kecewa empat pemainnya tak bisa dimainkan di Kualifikasi Liga Champions Asia 2019. PSSI dianggap tak mengakomodir keinginan Persija tampil di kompetisi Asia.

Persija harus menelan kekecewaan karena empat pemain baru yaitu Vinicius Lopes Laurindo, Jakhongir Abdumuminov, Bruno Matos, serta Ryuji Utomo tak bisa dimainkan saat menghadapi Home United. Mereka belum mengantongi ITC.

Kenapa? karena bursa transfer Liga Indonesia belum dibuka dan baru dimulai pada 15 Februari mendatang. Sedangkan deadline pendaftaran pemain pada 21 Januari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

COO Persija Rafil Perdana mengungkapkan kronologis timnya akhirnya tak bisa memainkan empat pemain baru tersebut. Manajemem sudah mengingatkan PSSI jauh-jauh hari.




"Pertama itu ITC untuk klub Indonesia itu baru dibuka pada tanggal 15 Februari 2019, sementara di negara lain, Asia dan Eropa, jendela transfer pemain terbuka sampai akhir Januari atau akhir Februari. Hal ini menyebabkan Persija tidak bisa mendaftarkan pemain asing, atau pemain lokal yang berasal dari klub luar negeri yaitu Ryuji Utomo untuk bermain di LCA," ungkap Rafil kepada pewarta di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Rabu (23/1/2019).

"Sedangkan pendaftaran terakhir untuk babak kualifikasi LCA itu berakhir pada kemarin pada hari senin tanggal 21 januari. Lalu melalui kesekretariatan kami bapak Darwis, kami sudah mengirimkan surat permohonan kepada PSSI untuk membuka transfer dalam sistem TMS. Namun keterangan sekjen PSSI ibu Tisha bahwa periode TMS paling lama dibuka maskimal 89 hari. Jika PSSI memajukan periode TMS, akhirnya hari terakhir penutupan adalah awal April, yang mana kick off Liga 1 itu baru direncanakan bergulir pada tanggal 1 sampai 8 Mei," sambungnya.

"Sebelumnya PSSI melalui kepala hubungan media pak Gatot Widakdo kepada media menyebutkan bahwa periode transfer yang diajukan PSSI yakni dua bulan sebelum kick off, sudah sesuai regulasi. Mereka tidak menjelaskan regulasi yang mana, makanya d isini kami mencoba menjelaskan."

"Nah itu peraturan yang mana maksud saya, pernyataan Gatot di media sebetulnya sudah mengindikasikan bahwa Persija tidak punya peluang untuk mendapatkan ITC bagi pemainnya," paparnya.

Meski sudah diingatkan, PSSI seolah tak mengakomodir keinginan Persija tersebut. Kini, Macan Kemayoran tidak bisa menurunkan kekuatan terbaik di Liga Champions Asia.

"Apa yang dilakukan manajemen sudah maksimal, sebab dari jauh hari kami sudah mengirim surat kepada PSSI untuk diteruskan kepada AFC terkait tidak terbitnya ITC pemain kami."




"Kami juga ingin menjelaskan bahwa gagalnya pemain Persija mendapatkan ITC, karena kami merasa bahwa kepentingan Persija untuk bermain di LCA tidak terakomodir oleh PSSI."

"Dengan kegagalan ini otomatis kekuatan kami Persija sebagai wakil Indonesia di kompetisi Asia kurang kekuatannya. Ini jelas merupakan kerugian yang sangat besar bagi klub kami dan merupakan kerugian bagi persepakbolaan Indonesia pada umumnya. Untuk itu kami mewakili manajemen Persija merasa berat menghadapi kenyataan ini,"

Rafil berharap kejadian tersebut tak terjadi lagi. Atas hal kurang mengenakkan itu, Persija menyampaikan permohonan maaf kepada The Jakmania.

"Harapan kami kejadian seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari. Kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada rekan-rekan media, terutama kepada The Jakmania yang selama ini sudah mendukung Persija Jakarta. Sebab Persija bukan hanya mewakili Jakarta tapi juga mewakili Indonesia pada umumnya," tegasnya.
(ads/mrp)

Hide Ads