Ismed sempat bergabung di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Medan dan main untuk Turnamen Antarpelajar. Dalam kesempatan itu, Ismed main di posisi striker.
Pria asal Aceh itu akhirnya mencoba posisi baru saat ikut seleksi di Diklat Ragunan. Sang pelatih kala itu menyarankan agar mencoba main di posisi bek kanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya dulu itu aku striker. Di PPLP, di turnamen antar pelajar aku striker. Tahun 1997 saya pindah bek kanan," ungkap Ismed kepada detikSport.
"Itu karena waktu 1997 seleksi di Ragunan ada lima striker. Pelatih bilang aku coba saja di bek kanan. Pas balik ke Medan, aku balik ke striker lagi," sambungnya.
"Main pertama kali di Persiraja aku striker lagi. Pas dipanggil timnas senior, aku main di bek kiri atau kanan. Pengganti Aji (Santoso) dan Anang Ma'ruf."
Ismed memilih mantap main di bek kanan saat di Persijatim. Pilihan itu dia buat berdasarkan keputusan sendiri.
"Setelah aku pindah dari Persiraja ke Persijatim, aku fokus ke bek kanan. Aku yang minta sendiri," Ismed menegaskan.
Sebagai seorang bek, Ismed relatif tidak berbadan tinggi besar. Dia cuma punya tinggi badan sekitar 168cm, namun itu tak menjadi masalah untuk dirinya bisa mengadang serangan lawan.
"Aku pikir sepakbola bukan dari postur tubuh, tapi bagaimana pemain bisa kasih sesuatu yang lebih buat tim. Nah, kelebihan harus ditonjolkan," beber Ismed.
"Posisi aku bukan cuma sekadar bertahan. Butuh stamina karena juga ikut bantu tim menyerang dan dituntut bisa kasih umpan," sambung pemain Persija Jakarta ini.
Baca juga: Sepatu Bola Pertama Ismed Sofyan |