Liverpool memenangi duel pertama di Anfield Desember lalu dengan skor 3-1 yang juga mengakhiri periode kepelatihan Jose Mourinho di MU. Mourinho dipecat dua hari setelah kekalahan tersebut.
Sebagai gantinya Mourinho, MU menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer interim hingga akhir musim. Tak disangka-sangka, performa MU bersama Solskjaer melonjak drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbekal performa luar biasa ini, MU akan menjamu rival abadinya Liverpool di Old Trafford, Minggu (24/2/2019) malam WIB besok. Si Merah boleh jadi berstatus underdog meski mereka berada di posisi kedua klasemen.
Sebab, performa Liverpool justru naik-turun selepas pergantian tahun dan membuat mereka kehilangan puncak klasemen. MU tentu ingin mengalahkan Liverpool agar rivalnya itu tidak bisa melewati Manchester City di posisi teratas.
Saat ini Liverpool dan City sama-sama punya 65 poin, hanya dipisahkan selisih gol. Sementara City tampil di final Piala Liga Inggris, Si Merah wajib menang demi mengudeta posisi pertama.
"Anda tidak bisa memilih waktu terburuk untuk menghadapi Manchester United," ujar eks pesepakbola dan manajer Premier League, Tim Sherwood, kepada Sky Sports.
"Jika Anda tanyakan United, maka mereka ingin sekali bermain di laga ini karena mereka tengah on fire. Jika mereka ingin merusak musim sebuah tim, maka itu Liverpool," sambung Sherwood yang meraih gelar Premier League 1994 bersama Blackburn Rovers.
"Nasib empat besar ada di tangan mereka sendiri dan Solskjaer tampil bagus untuk seleksi jadi manajer permanen. Ini adalah laga terbesar mereka."
"Jika ditanya laga ini lebih penting untuk tim yang mana, maka jawabannya Liverpool karena mereka tengah mengejar titel juara," demikian dia.