.webp)
Sani adalah anak kedua dari pasangan Ida Kusumawati dan Edi Riadi. Dia lahir bukan dari keluarga yang mewah, melainkan dari keluarga sederhana.
Gelandang Timnas Indonesia U-22 itu juga tinggal di daerah Cicurug, Sukabumi. Sani selalu menyebut dirinya hanyalah orang kampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bakat Sepakbola Sani Turun dari Sang Ibu |
Meski sebagai orang kampung, Sani selalu punya tekad untuk mengubah nasib keluarga. Dia melakukannya lewat sepakbola.
"Jujur, ya, saya cuma orang kampung. Tapi saya selalu punya tekad kalau bisa ubah nasib. Alhamdulillah berkat dorongan orang tua, keluarga, dan semua saudara saya," kata Sani dalam bincang-bincang dengan detikSport di Meradelima, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019) malam WIB.
"Untuk pelatih yang pernah menangani saya, saya ucapkan terima kasih bisa bawa saya sampai ke titik ini," sambungnya.
"Saya mengakui, tidak gengsi, dan itu jujur apa adanya. Saya bangga kalau orang kampung bisa seperti sekarang ini. Saya mau memotivasi yang lain supaya jangan pesimis untuk mencapai yang belum dicapai. Tidak ada yang tidak mungkin. kun fayakun.
Darah sepakbola Sani turun dari sang ibu, yang dulunya pernah lolos seleksi Galanita. Karier ibunya tak berjalan mulus setelah tak dapat restu dari orang tua.
Kini, ibu Sani bekerja sebagai office girl. Lewat pekerjaan itu Sani dibantu untuk mewujudkan cita-cita sebagai pesepakbola.
Baca juga: Tentang Perayaan Gol Berapi-Api Sani Rizki |
"Ibu saya office girl di bank dan bapak saya buruh serabutan. Saya tidak gengsi, malah bangga sama semua yang sudah diberikan beliau," ungkap Sani.
"Mereka selalu mendorong saya untuk menuju kesuksesan. Ini semua berkat mereka. Itu anugerah dari Tuhan," tegasnya.
Selain menjadi pesepakbola, Sani juga bertugas sebagai seorang polisi. Dia masuk di kesatuan Brimob dengan pangkat Bripda. Itu dia dapat lewat sepakbola.
 |
