Banyak Pemainnya Dipanggil Timnas, Bhayangkara FC Tak Masalah

Banyak Pemainnya Dipanggil Timnas, Bhayangkara FC Tak Masalah

Lucas Aditya - Sepakbola
Jumat, 01 Mar 2019 20:52 WIB
Sani Rizki Fauzi sehabis juata Piala AFF U-22. (Foto: Antara Foto)
Jakarta - Banyak pemain Bhayangkara FC dipanggil Timnas Indonesia baik untuk U-22 dan Senior. The Guardian tak masalah dengan banyaknya pemain yang di skuat Merah-Putih.

Nurhidayat, Sani Rizki Fauzi, Awan Setho Raharjo, Bagas Adi di skuat Timnas U-22. Sementara di tim senior ada Wahyu Subo Seto dan Alsan Sanda.

Bhayangkara FC akan berkiprah di Piala Presiden mulai pekan ini. Semen Padang yang akan dilawan di Stadion Patriot Candrabhaga, Minggu (3/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pembicaraan dengan detikSport, Kamis (1/3), manajer Bhayangkara FC, Sumardji, tak mempermalsahkan hal itu. Ofisial Timnas U-22 menilai bahwa skuat yang tersisa pada di tim yang ditangani oleh Alvredo Vera akan cukup untuk meraih hasil bagus di Piala Presiden dan Piala Indonesia.

Sumardji juga mengungkapkan bahwa ada satu lagi pemain Bhayangkara FC yang akan masuk Timnas U-22 untuk kualifikasi Piala Asia U-22 pada 22 Maret di Vietnam. Indonesia satu grup dengan Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam.

"(Di timnas) ini yang dari Aceh belum ada. Di Bhayangkara FC ada gelandang bertahan dari Aceh, T.M Ichsan, yang dibutuhkan. Saya juga harus berpikir bahwa Timnas ini adalah milik Indonesia, bukan propinsi tertentu," kata Sumardji dalam perbincangan dengan DetikSport, Kamis (1/3/2019).




"Tidak ada masalah, no problem. Di Bhayangkara pemainnya banyak. Saya tidak akan pernah khawatir karena mayoritas anak-anak sudah saya bentuk sejak awal berdiri, siapapun head coach-nya, siapapun pelatihnya, selama anak-anak masih memegang prinsip yang saya berikan selama tiga tahun berturut, hampir empat tahun, Insyaallah akan tetap berprestasi," dia menambahkan.


Manajer Bhayangkara FC, Sumardji.Manajer Bhayangkara FC, Sumardji. Foto: Rifkianto Nugroho/Detikcom


Dalam laga final Piala AFF U-22 2019, Indonesia sempat tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya juara. Sumardji mengungkapkan suasana bench saat tertinggal.

"Kalau teman-teman dan publik Indonesia deg-degan, saya sudah tidak bisa berpikir. Habis karier saya di sepakbola. Saya berpikir Tuhan akan menghukum saya di sini," kata Sumardji.

"Keyakinan bisa mengalahkan segalanya. Ketika kita yakin, Insya Allah yang maha kuasa akan memberikan jalan. Kebetulan yang menyamakan anak saya sendiri."

"Setelah selesai, Subhanallah. Saya langsung sujud syukur, ini benar atau tidak. Artinya masih tidak yakin sudah menang lawan Thailand, di final lagi, di negara orang lagi. Saya kembalikan yang Maha Kuasa. Mungkin ini rejeki anak-anak, ini rejeki sepakbola Indonesia, saya yakin ini awal kebangkitan," dia menambahkan.


(cas/fem)

Hide Ads