Kemenpora: PSSI Belum Ajukan Proposal Dana SEA Games 2019

Kemenpora: PSSI Belum Ajukan Proposal Dana SEA Games 2019

Mercy Raya - Sepakbola
Sabtu, 06 Apr 2019 12:02 WIB
PSSI belum ajukan anggaran Timnas U-23 untuk SEA Games 2019 (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Jakarta - Persiapan SEA Games 2019 jadi alasan PSSI membatalkan Timnas U-15 menuju Piala AFF. Padahal proposal pengajuan anggaran belum disodorkan ke Kemenpora.

Sebelumnya ramai diberitakan Indonesia menarik diri dari Piala AFF Putri U-15 yang digelar di Thailand. Dalam keterangan AFF, PSSI batal ikut karena tidak memiliki anggaran.

PSSI melalui sekjen Ratu Tisha Destria sempat membantah tudingan tersebut. PSSI disebutnya memilih fokus mempersiapkan Liga 1 putri dan persiapan menuju SEA Games 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Kemenpora ikut menanggapi kasus tersebut dengan langsung mengecek proposal pengajuan, sebagai langkah pertama agar tak dikait-kaitkan.

Namun ternyata tak hanya proposal untuk timnas U-15 saja yang tidak ada, tapi pengajuan proposal pelatnas 2019 menuju SEA Games juga belum diusulkan kepada Kemenpora, khususnya Deputi IV.

"Tanda tangan Momerandum of Understanding (MoU) saja belum. Pengajuan proposal juga belum," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto kepada detikSport.




"Tapi kami sudah pastikan tak ada proposal. Sekalipun ada proposal tergantung ketersediaan anggaran di Kemenpora. Sebab sebelumnya mereka juga pernah mengajukan buat Piala AFF U-19 2016 Rp 3 miliar, tapi yang hanya kami berikan sekitar setengahnya, Rp 1,5 miliar. Lumayan itu buat tiket dan akomodasi," sambungnya.

Gatot sendiri heran betul mengapa kas PSSI bisa kosong. Apalagi pada tahun 2018, PSSI sempat mengembalikan anggaran pemerintah sebanyak Rp 10 miliar dari jumlah dana Rp 20 miliar yang diterima.

"Saya 2017 tak tahu ya karena waktu itu saya tak di Deputi IV, kalau 2018 lebih banyak karena ada Asian Games. Di ajang itu pun kami kasih banyak tapi yang digunakan hanya 50 persen. Sayangkan. Tapi positifnya, PSSI mungkin sadar diri kalau dipakai semua nanti kesulitan untuk SPJ-nya. Karena pemain on off, on off klub, dan pelatnas."

"Hanya saya poinnya saat pengajuan harus realistis bahwa saya mengajukan sekian margin errornya tak terlalu tinggi. Ini kan tinggi," dia menjelaskan.

"Sampai sekarang masih diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sejauh anggaran yang digunakan APBN itu yang mengaudit mereka tapi kalau sponsor, FIFA, itu yang memeriksa independen auditor," demikian dia.


(mcy/mrp)

Hide Ads