.webp)
Sentuhan baru pada trofi dibuat dengan menambahkan ornamen perak dan bebatuan khusus nusantara. Batu yang dipilih pun bukan asal batu, namun batu yang memiliki nilai-nilai keindahan dan filosofis.
Wajah baru trofi dipamerkan kepada awak media di kantor Arema FC Jalan Mayjen Panjaitan, Kota Malang, Kamis (11/4/2019). Perkenalan itu dilakukan H-1 leg kedua babak final Piala Presiden antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memberikan tambahan ornamen pada trofi, seperti bebatuan dari berbagai daerah. Ini untuk menggambarkan persatuan dan kebhinekaan Indonesia," ujar Surya Aditya, seniman yang dipercaya melakukan face off pada trofi piala presiden.
Dikatakan Surya perubahan wajah baru trofi tidak melenceng jauh dari wajah asli trofi hasil karya seniman Bali, Ida Bagus Ketut Lasem itu. Dia hanya menambahkan beberapa ornamen agar bentuk trofi lebih indah.
Warna merah mendominasi bebatuan yang dipilih sebagai pengikat dari warna perak di bagian lain. Ini untuk melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan persatuan yang terjalin erat.
"Sementara, motif patung suku Dayak menggambarkan kedewasaan. Batu-batu kita ambilkan dari beberapa daerah, seperti Mirah Pacitan, badar besi, cempaka Aceh dan batu terbaik lainnya," Aditya membeberkan.
Wajah baru trofi Piala Presiden ini akan diperebutkan antara Arema FC dan Persebaya dalam laga final di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (12/4/2019), malam.
Leg pertama final Piala Presiden 2019, Arema, yang datang tanpa suporter Aremania, mengimbangi Persebaya. Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya itu, berakhir dengan skor 2-2.
