Ajax sekali lagi mematahkan hitung-hitungan di atas kertas di Liga Champions. Menghadapi salah satu tim favorit juara, Juventus dengan Cristiano Ronaldo-nya, De Godenzonen tampil sebagai pemenang dan melenggang ke semifinal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka sebelumnya menumbangkan Real Madrid di babak 16 besar dengan agregat 5-3.
Dibandingkan Juventus dan Madrid, yang juara tiga musim terakhir, Ajax niscaya tak bisa disebut unggulan. Nyatanya tim dengan rataan usia termuda di perempatfinal itu sukses membungkam lawan-lawan yang lebih berpengalaman dan punya komposisi bagus.
"Ajax punya sejumlah pemain bagus dan memainkan sepakbola yang bagus. Mereka bukanlah underdog. Bagaimana bisa mereka disebut underdog setelah mencetak lima gol melawan Real Madrid?" kata Allegri dilansir UEFA.
UEFA turut mencatat bahwa Juventus hanya mampu mencatatkan dua tembakan on target, dari total 11 percobaan. Sementara para pemain Ajax total membukukan 13 tendangan, empat di antaranya mengarah ke gawang.
Karena Ajax, Juventus kembali memperpanjang puasa gelar Liga Champions yang terakhir diraih pada 1996. Setelah dua musim terakhir didepan tim sekelas Real Madrid, apakah tersingkir di tangah Ajax terasa lebih menyakitkan?
"Saya takkan bilang bahwa ini adalah eliminasi terburuk kami. Juventus sudah selalu punya target yang sama: memenangi semuanya. Terkadang Anda bisa mencapai final, terkadang tidak," sahut Allegri. (raw/mrp)