Alisson mencuat namanya sejak memperkuat AS Roma, terutama lewat penampilan di musim penuh keduanya. Liverpool yang kepincut lantas mendatangkannya musim panas lalu dengan banderol 66 juta pound sterling.
Tak salah Liverpool mengeluarkan uang banyak untuk menggaet Alisson dari Roma. Sebab dia berperan besar dalam kesuksesan Liverpool di musim 2018/2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gawang Alisson bahkan cuma kebobolan 22 gol, menjadi salah satu rekor di Premier League. Alisson jadi jawaban atas permasalahan di bawah mistar Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Lalu, sarung tangan emas kedua didapat Alisson di ajang Liga Champions. Ada enam clean sheets dicatat Alisson, termasuk di dua partai terakhir yang melajukan Liverpool ke tangga juara, yakni saat menghadapi Barcelona di leg kedua semifinal dan Tottenham Hotspur di final.
Jumlah clean sheets itu sama dengan yang dicatatkan oleh kiper Barca, Marc-Andre Ter Stegen, tapi Alisson mencatatkannya dalam 13 pertandingan. Alisson juga membuat delapan penyelamatan di final.
Catatan sempurna itu dilanjutkan Alisson di ajang Copa America 2019. Brasil, yang bertindak sebagai tuan rumah, sukses melaju ke final tanpa sekalipun kebobolan di lima pertandingan.
Alisson berhak atas sarung tangan emas di kompetisi itu karena pesaing terdekatnya, David Ospina, asal Kolombia sudah masuk kotak duluan di perempatfinal. Alisson juga membuat penyelamatan gemilang di turnamen ini, yakni penalti Gustavo Gomez di babak adu penalti kontra Paraguay dan sepakan bebas Lionel Messi di semifinal.
Kini tugas Alisson tinggal satu, yakni membawa Brasil juara Copa America, meski harus melewati Peru di final Senin besok. Jika berhasil, bukan tak mungkin gelar Ballon d'Or bisa diraihnya.
"Saya selalu punya tolak ukur dalam pekerjaan ini. Ada banyak pemain top yang bersaing untuk award itu. Saya hanyalah kiper," ujar Alisson seperti dikutip Marca terkait Ballon d'Or.
Baca juga: Selecao Mendekatkan Diri dengan Trofi Juara |
(mrp/rin)