Pasangan suami istri Fasih dan Yunita, 24 tahun, salah satunya. Mereka membawa putranya yang masih berusia tujuh bulan, Zavier, ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) Senayan. Sekitar satu jam sebelum kick-off suasana mulai padat dengan kedatangan suporter, mereka berbaur santai bersama ribuan penonton lain.
"Ya, diajarkan saja supaya lebih mengerti (bola sejak dini). Harus mendukung Persija Jakarta," kata Fasih saat ditemui sedang mengantre masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi pasangan ini, membawa anak ke GBK untuk menyaksikan pertandingan sepakbola bukan hal yang merepotkan. Tapi dia tak menyangkal juga kalau harus waspada dan mengantisipasi skenario terburuk.
![]() |
"Tidak bakal repot. Kami sendiri biasa saja, dibawa enjoy saja. Namun, kalau ada apa-apa ya yang diamankan duluan anak," dia menjelaskan.
Hal yang sama diungkapkan Rojak, 35 tahun, seorang warga Pondok Kopi. Bersama keponakannya, dia membawa dua serta putrinya yang masih kecil.
"Saya merasa dari kemarin menonton langsung aman. Rivalitas itu kan 90 persennya di lapangan dan hanya dari ketua ketua The Jakmania juga sudah bilang tak ada sweeping. The Jak tidak hanya di Jakarta, semua juga Jakmania. Kami tonton bersama keluarga happy," kata Rojak di tempat terpisah.
"Kami hanya berharap ke depan bug match seperti ini tetap aman dan ramah anak serta keluarga. Ke depannya, kami juga berharap bisa satu tribun kayak dulu di Lebak Bulus. Tapi insya Allah aman. Situasi keamanan juga luar biasa," dia menambahkan.
Baca juga: The Jakmania Mulai Datangi Stadion Utama GBK |
![]() |
Tak berbeda, Niki, 40 tahun, juga membawa istri dan putranya berusia tiga tahun. Dia berharap tidak akan ada kerusuhan terjadi.
"Sudah (berpikir matang). Dari pengurus juga bilang aman dan beda dari tahun lalu. Semoga aman lancar tak ada kerusuhan dan lewat lagi," kata dia.
Ini bukan kali pertama Niki mengajak serta anaknya. Dia pernah membawa buah hatinya itu ke Stadion Pakansari. Nonton bola langsung ke stadion bersama keluarga disebutnya sebagai hiburan.
"Anak sudah sering ikut dari sejak usia satu tahun. Kemarin saja yang bahaya di Pakansari ikut. Sebagai ayah ingin sepakbol ini bisa ramah anak karena ini refresing yang indah," dia menjelaskan.
"Sebab, kami sebagai Jakmania juga capek melihat ada saudara meninggal capek. Sekarang redam lah. Karena bagaimana pun kita masih satu bendera. Indahnya memang damai supaya kami di sini bisa nonton, ke sana bisa nonton," kata anggota Korwil Ragunan ini.
(mcy/din)