Guardiola datang ke City pada musim panas 2016 dan saat itu Aguero berstatus sebagai penyerang utama. Namun, masa depan Aguero justru itu banyak dispekulasikan saat itu terkait gaya mainnya yang tak cocok dengan Pep.
Apalagi, bersamaan dengan kedatangan Pep, City juga merekrut Gabriel Jesus yang digadang-gadang bakal mengancam tempat Aguero. Namun, Aguero membuktikan prediksi itu salah besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aguero mengakui pendekatan ala Pep membuatnya bisa lebih percaya diri dan beradaptasi dengan gaya main manajernya itu. Apalagi Pep spesial mengajaknya makan malam pada Januari 2017 ketika Aguero dalam ancaman Jesus.
"Pep meminta saya mencoba gaya baru dalam bermain dan saya harus beradaptasi. Memang tidak mudah tapi saya tidak punya pilihan," ujar Aguero di Daily Mail.
"Permainanku berbeda jauh dari lima tahun pertama di City. Benar-benar transformasi total. Kami membicarakan banyak hal saat sedang makan malam," sambungnya.
"Rencana itu terus tertunda dan akhirnya kami bisa bertemu juga, kami membicarakan itu selama kurang lebih 20 menit. Sisanya kami bicara soal hal lain, keluarga, kehidupan pada umumnya.
Saat itu Pep meminta Aguero jangan cuma nunggu di depan gawang dan harus lebih aktif menekan lawan, agar bisa merebut bola. Hasilnya dalam tiga musim pertama Pep, Aguero bikin 103 gol atau rata-rata 30 gol per musim.
Dia berandil besar dalam hadirnya dua titel Premier League, dua titel Piala Liga Inggris, dan satu Piala FA.
"Ketika Pep datang, saya sedikit terkejut dengan intensitasnya, memang tidak pernah mudah mengerti kemauannya."
"Saya melihat Pep sepertinya selalu menekan Anda. Anda mulai berpikir 'Saya harus bermain baik' dan itu hanya membuat tekanan makin besar," paparnya.
"Namun, saya bisa cepat mengerti kalau dia memang seperti itu. Pep sangat intens. Dia tidak akan melepaskanmu sedikit pun. Tidak ada hari libur," tutupnya.
(mrp/yna)