MU dan Liverpool punya persaingan yang sudah berjalan panjang dan lebih luas dari sekadar urusan lapangan hijau. Rivalitas ini dimulai dari isu ekonomi, di mana Manchester sebagai kota industri kecewa dengan sikap Liverpool yang dahulu mengontrol pengiriman barang lewat pelabuhannya dengan semena-mena.
Dari kekecewaan itulah Kanal Manchester tercetus dan kemudian dibangun. Nah, Liverpool kemudian menuding pembangunan kanal ini sebagai penyebab menurunnya kegiatan dan keramaian di pelabuhan mereka. Sementara fakta sejarah tak sesederhana itu, faktor emosi dan sudut pandang menjadi bumbu dalam terbentuknya rivalitas penduduk kedua kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka rivalitas MU dengan Liverpool tak pernah sesepele itu, bahkan lebih sengit dibandingkan dengan klub sekota, Manchester City. Ada gengsi luar biasa besar.
Komedian George Lewis sadar dengan betul dirinya terikat dengan sejarah itu, tapi tak bisa menampik bahwa saat ini ada sesuatu yang menarik di sisi seberang. Juergen Klopp di Liverpool adalah sosok yang, jangankan untuk dibenci, bahkan untuk sekadar tak menyukainya itu sulit.
"Well, sepertinya Liverpool sudah berhasil melakukan ledekan terbaiknya. Mereka sudah menemukan manajer yang tak cuma memainkan sepakbola atraktikf dan memenangi trofi-trofi, tapi juga mustahil untuk tak disukai," ungkapnya dalam kolom di The Times.
"Ini seperti saat seorang pria yang Anda benci di kantor mendapatkan cewek baru dan Anda menelusuri Facebook untuk mendapatkan bukti bahwa gadis itu sangat buruk. Tapi semakin Anda mencari, semakin banyak hal-hal menakjubkan yang Anda lihat."
"Perempuan itu baik, lucu, atraktif (tapi tak mengintimidasi), populer, rendah hati, dan dia punya gigi yang bagus (maksud saya benar-benar bagus!). Dan sebalnya, mereka tampak bahagia bersama-sama," sambungnya.
Sebagaimana analoginya soal rekan menyebalkan dan cewek barunya, Lewis sudah mencari-cari celah dari hubungan Liverpool dan Klopp. Satu-satunya yang ditemukannya adalah pernyataan agen Klopp, bahwa kalau ada satu alasan sang manajer meninggalkan Liverpool itu adalah karena cuacanya.
"Saya sekarang menyaksikan ramalan cuaca tiap sore, berdoa agar hujan. Setiap kali matahari terbit esok harinya, hati saya hancur. Orang ini menghancurkan hidup saya!" tulis Lewis dengan jenaka.
"Saya terus mencari berbagai bentuk keretakan di skuat mereka. Ketika Mohamed Salah dan Sadio Mane adu argumen di laga lawan Burnley, saya berpikir, apakah ini awal dari sebuah akhir? Juergen menertawakan persoalan itu dan semuanya baik-baik saja. Sial."
"Semua yang saya baca membuat saya makin menyukainya. Nama tengahnya adalah Norbert, demi Tuhan. Dan dia menikahi seorang pekerja sosial. Pekan lalu dia berhenti sejenak saat mengajak anjingnya jalan-jalan, untuk mendukung pertandingan sepakbola anak-anak perempuan. Saya bertaruh, anjing itu pun punya hidup brilian. Terus diberi jajan dan digosok-gosok perutnya. Sekarang saya bahkan cemburu dengan seorang anjing," lanjut Lewis.
Baca juga: Terungkap! Alasan Klopp Tolak MU |
Lewis menutup kolomnya dengan apik, dengan sebuah kata pamungkas yang menunjukkan kelucuan ironis.
"Kalau dia mencuri mobil Anda, saya yakin Anda akan dengan senang terus membayar asuransinya. Kalau dia menjalin perselingkuhan dengan istri Anda, Anda mungkin menawarkan untuk sekalian saja mengurus anak-anak. Rasanya tak terhindarkan bahwa, di bawah Klopp, Liverpool akan terus menang. Yang bisa saya lakukan adalah melamun di jendela, berdoa untuk hujan," tutupnya.
(raw/din)