Aven lolos dalam seleksi calon ketum PSSI gelombang pertama bersama tujuh nama lain. Hingga kemudian, dia harus bersaing dengan sepuluh calon ketum PSSI lain setelah Komite Pemilihan (KP) PSSI meloloskan tiga calon lain yang lolos banding.
"Mungkin bagi orang Jakarta khususnya, saya baru. Tetapi, dalam sepakbola, saya termasuk orang lama. Bahkan, dibandingkan Bapak Vijaya Fitriyasa dengan Arif Wicaksono, bahkan Pak Muhammad Irawan, saya lebih unggul di sepakbola ketimbang mereka," kata Aven membuka perbincangan dengan detikSport, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aven merupakan pemilik dua klub sepakbola Persigo Gorontalo dan Kreasindo FC. Kedua tim itu kini bermain di Liga 3 nasional dan tingkat provinsi.
"Saya ini punya klub sepakbola sejak tahun 2000, namanya Persigo Gorontalo. Sampai 2008 kami berhasil promosi ke divisi utama. Persigo itu sekarang main di liga 3 nasional. Setelah itu, saya beberapa kali jadi voter di beberapa kali kongres, sehingga saya tahu seperti apa voter sebenarnya," dia menjelaskan.
"Jadi, saya sudah lama di bola tapi bukan PSSI. Saya punya klub beraktivitas di tingkat provinsi maupun nasional. Bahkan, salah satu klub saya di Liga 3 tingkat provinsi namanya Kreasindo FC. Tahun kemarin masuk 32 besar nasional," ujar bos Kreasindo Production Group itu.
"Maka itu, ketika tim saya degradasi, kami tak ada jaringan untuk bersuara. Melalui pencalonan ini saya bisa manfaatkan untuk memberi pandangan-pandangan agar mereka dengar. Intinya begitu (alasan saya maju)," ujar dia.
Sebelum membentuk klub. Aven hanyalah salah satu pehobi sepakbola. Dia merupakan salah satu penyiar radio tersohor di Gorontalo.
Dia juga bercerita pernah bekerja di RRI sebagai kepala sub bagian program. Kemudian, mengundurkan diri dan memilih fokus menjalankan Event Organizer Kreasindo Production Group bidang entertaiment dan olahraga yang ia jalankan sampai sekarang.
"Saya yakin (lolos) karena dari sisi persyaratan administrasi saya memenuhi semua. Cuma jujur kalau KP tegas sebenarnya banyak (balon ketum) yang tidak lolos sebenarnya. Cuma ini kan ini untuk menyenangkan semua pihak (jadi) tidak apa-apa. Kan tujuannya supaya PSSI ini baik, siapa tahu ada pikiran sama. Bahkan, kalau semuanya legowo ingin perbaikan kan tinggal diatur," katanya.
"(Malah) Kalau normatif saya itu paling jelek nomor tiga (maksudnya tiga besar). Semisal di rangking perolehan suaranya," dia menambahkan.
"Makanya saya akan mati-matian berjuang, lawan semuanya. Ketika hasilnya kalah ya kalah. Kita juga harus realistis maka kami pelan-pelan dekati voter juga," ujarnya.
(mcy/fem)