Liverpool lolos setelah menang adu penali 5-4 atas Arsenal di Anfield, Kamis (31/10/2019) dini hari WIB. Kedua tim berimbang 5-5 di waktu normal.
Meski unggul lebih dulu berkat gol Shkodran Mustafi, Liverpool menghabiskan sisa waktu selalu dalam posisi tertinggal. Dimulai dari tiga gol Arsenal dari Lucas Torreira dan Gabriel Martinelli (2 gol).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Niatmu Sudah Bagus, Arsenal |
Sempat menipiskan jarak lewat James Milner, Liverpool kembali kebobolan oleh Arsenal lewat Ainsley Maitland-Niles. Baru kemudian Alex Oxlade-Chamberlain dan Divock Origi menyamakan skor.
Joe Willock menempatkan tim tamu kembali memimpin 20 menit jelang waktu normal berakhir, yang dibalas Origi di masa injury time. Di babak adu penalti, Liverpool menceploskan seluruh lima kesempatan yang dipunyai sementara Arsenal gagal di tendangan Dani Ceballos.
Kemasukan lima gol dalam 90 dan hampir selalu dalam posisi mengejar jelas bukan catatan positif. Tapi Manajer Liverpool Juergen Klopp menilai justru ada pelajaran penting dari sana.
Baca juga: Kenapa Oezil Diganti di Babak Kedua, Emery? |
Dengan skuat berisi pemain-pemain muda seperti Harvey Elliot, Rhian Brewster, Sepp van den Berg, Neco Williams, Joe Gomez, dan Caoimhin Kelleher, laga sulit semacam ini memberikan pengalaman tak ternilai. Yang lebih memuaskan Klopp, para pemain tersebut menunjukkan reaksi yang bagus.
"Sebagai manajer mungkin saya seharusnya lebih khawatir soal gol-gol yang masuk ke gawang kami. Tapi saya benar-benar tak peduli, jujur saya. Saya tidak peduli," kata Klopp dikutip Guardian.
"Kesalahan-kesalahan yang kami buat memang jelas, tapi itu tidak penting. Hal terpenting untuk perkembangan adalah Anda bereaksi dengan cara yang tepat."
"Seluruh anak-anak ini perlu bermain di laga-laga yang sulit, dan malam tadi adalah pertandingan yang sulit. Mereka bekerja keras dan mengerahkan jiwa dan raga di lapangan. Saya sangat menyukainya," tambahnya.
(raw/mrp)