Lahan Soccer Camp berada di Kampung Pasir Langkap, perbatasan antara Desa Cicareuh dan Desa Bumisari. Kontur tanah berbukit memang menghampar di lahan yang merupakan hibah dari Komite Eksekutif (Exco) PSSI Pieter Tanuri itu. Selain itu tingginya intensitas angin dan akses jalan juga jadi tantangan.
"Kemungkinan nanti untuk lapangan harus diratakan dulu ya, kemudian untuk angin juga cukup besar ini juga harus ada solusinya seperti apa," kata Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, saat berbincang dengan Yudi Fahrudi selaku desaine dan arsitek pembangunan Soccer Camp di Cikidang, Sabtu (9/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontur (tanah) berbukit nanti akan diratakan, ada enam lapangan yang akan dibangun selain itu ada wisma atlet juga dan fasilitas penunjang lainnya. Persoalan kedua intensitas angin, nanti ada solusi bagaimana ada bangunan atau pepohonan untuk memecah angin agar tidak mengganggu jalannya latihan atlet," sambungnya.
Terkait akses jalan yang memang rawan macet, dia berharap proses pembangunan nanti akan selesai seiring dengan tuntasnya jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Terkait jalan menuju lokasi, dia berharap ada dukungan penuh dari Pemkab Sukabumi.
![]() |
"Soal fasilitas jalan ke lokasi ini nanti kita minta dukungan Bupati Sukabumi, mudah-mudahan beliau membantu juga soal perizinan agar dipermudah nanti mungkin Wakil Ketua PSSI yang akan berkomunikasi soal itu dengan kepala daerah," jelas Iwan.
Menurutnya, Soccer Camp bukan hanya milik PSSI tapi juga kebanggaan masyarakat Sukabumi, Jawa Barat dan Indonesia. "Ini tentu harus jadi kebanggaan, terlebih Sukabumi jadi Pilot Project pembangunan Soccer Camp di Indonesia. Mudah-mudahan nanti bisa dibangun juga di daerah lain, semua pihak harus mendukung."
Baca juga: Ketua Umum PSSI Baru, Kantor Juga Baru? |
Yudi Fahrudi menyebut Soccer Camp di Sukabumi akan menjadi proyek percontohan di Indonesia, yang memang kekurangan pusat latihan seperti ini. Pertimbangan PSSI memiliki Soccer Camp akan mengurangi biaya sewa yang selama ini dikeluarkan untuk fasilitas atlet.
"Kalau PSSI punya tanah sendiri kemudian membangun tentu akan mengirit biaya, selain itu akan mudah juga mencari bibit-bibit baru pesepakbola Indonesia. Konsep biasanya sudah ada standar Internasional FIFA, misalkan untuk lapangan dan lainnya. Hanya mungkin perbedaan soal sentuhan arsiteknya saja, kalau standar di dalamnya harus standar FIFA," jelasnya.
Soal angin diakui Yudi, lokasi Cikidang memang cukup tinggi. Ia nanti akan menggunakan pohon untuk pemecah angin. "Angin ini bisa jadi persoalan serius, jangan sampai nendang karena ini ada 4 sampai 6 lapangan. Jangan sampai nendang dari lapang satu malah masuk ke lapang yang lain belok, jadi harus nol nantinya. Solusinya kalau alami bisa dengan tanam pohon tinggi untuk pemecah angin," demikian dia.
(sya/mrp)