Jerman mengalami penurunan prestasi usai menjuarai Piala Dunia 2014. Setelah gagal di semifinal Piala Eropa 2016, Jerman amburadul di Piala Dunia tahun lalu karena tersingkir di fase grup.
Persoalan regenerasi tim jadi alasan mengapa Jerman sangat menurun. Bahkan dalam periode transisi, Jerman masih saja kesulitan ketika jadi juru kunci di fase grup UEFA Nations League 2019 kemarin, kalah bersaing dengan Belanda dan Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dikritik habis-habisan, Joachim Loew selaku pelatih mulai berani melakukan perombakan besar-besaran dan cuma meninggalkan kapten Manuel Neuer sebagai pemain berusia di atas 30 tahun.
Thomas Mueller, Jerome Boateng, dan Mats Hummels tak lagi dipakai. Loew kini mempercayakan banyak pemain baru dengan dibantu Toni Kroos di lini tengah. Joshua Kimmich, Matthias Ginter, Serge Gnabry, Leroy Sane, Kai Havertz, dan Timo Werner yang masih muda serta bertenaga jadi andalan.
Hasilnya tak mengecewakan karena Jerman kini di ambang kelolosan ke Piala Eropa 2020 jika mampu mengalahkan Belarusia, Minggu (17/11/2019) dini hari WIB nanti. Dalam tujuh pertandingan terakhirnya di seluruh kompetisi, Jerman lima kali menang.
Performa ini tentu menggembirakan karena menunjukkan Jerman mulai membaik dan mengembalikan statusnya sebagai favorit juara di Piala Eropa. Tapi, Loew tak sependapat. Kenapa?
"Tim kami saat ini memang diisi para pemain bertalenta, ambisius, dan lapar juara yang punya banyak potensi hebat, dibanding dengan tim dI Piala Dunia 2010," ujar Loew di Sportskeeda.
"Tapi kami sudah pasti bukan favorit juara Piala Eropa 2020. Sebab, masih banyak pemain kami yang dalam masa perkembangan. Kami sedang melatih mereka," sambungnya,
"Prancis, Inggris sudah bermain begitu lama dengan skuat yang sama. Lalu ada Belanda, Spanyol... Sulit untuk bersaing jadi juara. Tapi para pemain kami memang sangat bagus, punya tim yang oke."
(mrp/fem)