.webp)
Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman belakangan dikabarkan akan membeli Newcastle United. Tapi media menyebut fokusnya masih ke Manchester United.
Baru-baru ini kabar pembelian Newcastle oleh Dana Investasi Publik atau Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi menguat. BBC bahkan melaporkan negosiasi sudah berjalan beberapa bulan.
Potensi transaksinya mencapai 340 juta paun atau lebih dari Rp 6 triliun. Namun kesepakatan rumit semacam ini memang tetap menyimpan peluang gagal, terlebih pemilik Newcastle Mike Ashley tak dalam posisi terdesak untuk melepas kepemilikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, rupanya Pangeran Mohammed bin Salman yang mengetuai PIF, sebuah badan pengelola kekayaan negara Arab Saudi, juga sebenarnya belum mantap betul untuk membeli Newcastle. Target utamanya masihlah Manchester United.
Ini tak terlepas dari fakta bahwa Ashley masih belum menerima uang panjar untuk memulai negosiasi terkait penjualan Newcastle. Ia memang meminta panjar 250 ribu paun atau sekitar Rp 4,4 miliar kepada para peminat, sebagai syarat dimulainya proses audit terhadap klubnya.
"Mike mulai kesal mendengar atau membaca di media soal ketertarikan dari sejumlah pihak berbeda. Itulah sebabnya sampai dia benar-benar melihat warna uang milik seseorang, dia akan tetap skeptis soal adanya minat nyata untuk membeli Newcastle United," ujar sumber yang dekat dengan Mike Ashley kepada Sunday Mirror.
Pangeran Mohammed bin Salman sendiri sudah lama tertarik dengan Man United, bahkan sudah siap membeli klub tersukses Liga Inggris ini dengan biaya 3,5 miliar paun atau sekitar Rp 62,4 triliun pada 1,5 tahun lalu. Namun saat itu pemilik Man United yakni keluarga Glazers menegaskan tak berniat menjual klub.
Padahal jika saat itu menerima tawaran dari Mohammed bin Salman, keluarga Glazers bakal untung 790 juta paun dari nilai pembelian mereka di Mei 2005 silam. Media-media Inggris termasuk The Sun, Mirror, dan Daily Mail menyebut bahwa sang pangeran Arab masih penasaran dengan 'Setan Merah'.
(raw/krs)
