Bahas Warisannya di Tottenham, Pochettino Sentil Arsenal

Bahas Warisannya di Tottenham, Pochettino Sentil Arsenal

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Rabu, 12 Feb 2020 16:19 WIB
Soccer Football - Champions League Semi Final Second Leg - Ajax Amsterdam v Tottenham Hotspur - Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Netherlands - May 8, 2019  Tottenham manager Mauricio Pochettino celebrates after the match                            REUTERS/Dylan Martinez
Mauricio Pochettino bangga dengan pencapaiannya di Tottenham Hotspur, termasuk kala finis di atas Arsenal. (Foto: Dylan Martinez/Reuters)
London -

Meski gagal meraih trofi, Mauricio Pochettino bangga dengan pencapaiannya di Tottenham Hotspur. Tottenham bahkan akhirnya melampaui Arsenal.

Pochettino melatih Tottenham selama 4,5 tahun sebelum diberhentikan pada akhir 2019. Di musim pertamanya, Spurs dibawanya menjadi finalis Piala Liga Inggris, setelah itu Spurs konsisten finis tiga besar Premier League pada tiga musim berikutnya.

Sementara pada musim lalu, Tottenham finis di posisi empat liga dan melangkah ke final Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Tidak bisa dipungkiri, Tottenham kini merebut status sebagai tim terbaik di London Utara karena Arsenal justru tertatih dalam beberapa musim terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah masa 'rehat'-nya, Pochettino dihubungkan dengan posisi manajer Manchester United. Menurut Pochettino, warisannya di Tottenham tidak akan ternoda dengan kegagalan meraih trofi.

"Sudah pasti saya merasa sangat bangga tentang semua yang saya capai di Tottenham dan saat saya menganalisis waktu saya di sini, ada banyak hal positif yang terjadi," Pochettino mengungkapkan kepada podcast Sky Sports.

ADVERTISEMENT

"Saya menjadi manajer klub di momen yang sangat penting. Semuanya yang harus saya lakukan sangat mengerikan di momen-momen itu. Meruntuhkan White Hart Lane dan membangun stadion baru, bermain di Wembley dan Milton Keynes, hanya orang-orang yang paham sepakbola yang tahu betapa sulitnya menghadapi situasi-situasi itu."

"Menerapkan sebuah filosofi dan ide-ide baru sangat berat, tapi saya merasa sangat bangga dengan sukses yang pernah kami dapatkan dan membawa Tottenham ke sebuah level yang berbeda."

"Bermain di Liga Champions selama tiga tau empat musim dan finis di atas Arsenal berkali-kali adalah warisan yang besar untuk kami. Memang sebuah titel juara akan hebat tapi bagi kami itu adalah warisannya, memiliki klub dan stadion di Tottenham. Itu lebih dari memenangi banyak titel juara," pungkas pelatih berusia 47 tahun itu.




(rin/krs)

Hide Ads