Menpora Zainudin Amali menyayangkan kerusuhan suporter yang masih terjadi di sepakbola. Dia khawatir jika dibiarkan akan menodai perhelatan Piala Dunia U-20.
Laga semifinal Piala Gubernur 2020 antara Persebaya Surabaya dengan Arema di Stadion Supriyadi Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/2), menyisakan persoalan. Beberapa kendaraan dibakar massa dan memakan korban luka.
Merespons itu, Amali prihatin dengan sikap suporter yang terus saja berulah.
"Saya prihatin ya, kembali terjadi antara pendukung Arema dan Persebaya. Tentu kami berharap supaya ini segera ditangani. Jadi pihak kepolisian menangani serius supaya ini tak kembali terulang," kata Amali dalam sambungan telepon kepada pewarta, Rabu (19/2/2020).
Kepada pemimpin kelompok suporter, menteri asal Gorontalo ini, mengimbau agar bisa mencari jalan tengah agar fanatisme kedua tim tidak menimbulkan kericuhan.
Apalagi Indonesia akan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan. Jangan sampai citra negara jadi tercoreng gara-gara kerusuhan ini.
"Apalagi kita akan menggelar event besar, Piala Dunia U-20 2021 dan Jawa Timur adalah salah satu tempat yang direncanakan venuenya sebagai tuan rumah. Kalau seperti ini (terus) suasananya, nanti orang tidak nyaman main di sana," sambungnya.
"Nah, kami harus segera duduk bersama. Baik itu pihak keamanan, kemudian pihak yang terkait dengan kegiatan-kegiatan persepakbolaan di mana pun seluruh tanah air ini harus mencari cara untuk menghentikan kericuhan antarsuporter ini."
"Harus kita hentikan ini. Tidak bisa kita tolerir atau membiarkan seolah-olah itu adalah kebanggaan fanatisme sebuah tim. Itu tidak boleh. Karena ini sudah mengarah ke kriminal, sudah bukan fanatisme lagi."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. "Hal ini penting supaya tidak merembet, dan siapa yang jadi provokator itu harus dapat. Tidak boleh kita mentolerir yang di luar kewajaran."
"Saya juga sudah berkomunikasi dengan PSSI, baik dengan ketua umum dan pengurus lainnya. Kami selalu berkomunikasi, kalau tidak ketemu langsung saya sering telepon-teleponan. Kami sebagai mitra cabang olahraga juga harus memantau terus cabang olahraga, dan sepakbola ini akan ada kegiatan besar yang akan dilakukan," demikian dia.
(mcy/mrp)