Maurizio Sarri ditargetkan membawa Juventus juara Liga Champions. Meski begitu, pelatih 61 tahun ini trak merasa terbebani dengan hal tersebut.
Sebelumnya, di era Massimiliano Allegri, Juventus dua kali menembus babak final, namun selalu kalah. Pada 2015, Biaconeri kalah dari Barcelona. Dua tahun berselang, giliran Real Madrid yang mengubur mimpi tersebut.
Dikontrak tiga tahun oleh Juve, Sarri dibebankan hal serupa. Bahkan nasibnya disebut-sebut bergantung pada hasil Paulo Dybala dkk di ajang tertinggi sepakbola Eropa tersebut. Maklum, sudah 24 tahun lamanya Juve tak juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Sarri santai saja. Ia merasa justru media-media Italia yang membebankan hal tersebut padanya.
"Di Italia, saya merasa tanggung jawab untuk meraih hasil itu lebih besar," ujar Sarri, dikutip Football Italia.
"Di luar sana, ada klub-klub yang lebih diunggulkan dari Juventus. Ada 10-12 tim yang bermimpi meraih trofi tersebut."
"Sebuah mimpi tak boleh diremehkan. Jika kalian mengejarnya dan berhasil meraihnya, hal itu akan membuat kalian ketagihan. Tapi kalaupun gagal, perjalanan yang sudah dilalui tetaplah luar biasa."
"Saya tak tahu masa depan saya ditentukan oleh apa, tapi Presiden (Andrea Agnelli) sudah bilang kemarin bahwa ini proyek tiga tahun. Saya percaya dengan omongannya, karena ia berkata dengan jelas," kata Sarri menambahkan.
Juventus akan menghadapi Olympique Lyon di leg pertama 16 besar Liga Champions di Parc Olympique Lyonnais, Kamis (27/2) pukul 03.00 WIB.
Baca juga: Juventus Memang Pikirkan Guardiola, tapi... |
(adp/pur)