'Sponsor Persib dan Tira Persikabo Ada karena Tak Dilarang PSSI'

'Sponsor Persib dan Tira Persikabo Ada karena Tak Dilarang PSSI'

Muhammad Robbani - Sepakbola
Jumat, 20 Mar 2020 13:50 WIB
Pesepak bola Persikabo 1973 Ciro Henrique Alvez (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Arema FC Hanif Sjahbandi (kanan bawah) dalam lanjutan Liga Satu 2020 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Tira Persikabo masih menyertakan sponsor bursa judi di bajunya. (Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta -

Sponsor berbau rokok dan situs judi menjadi polemik di Shopee Liga 1 2020. Tak adanya larangan PSSI disebut sebagai penyebabnya.

Hal itu dikatakan oleh pemerhati sepakbola nasional, Tommy Welly. Menurutnya, Persib Bandung dan Tira Persikabo tidak dilarang sedari awal.

Persib memajang tagline 'Pria Punya Selera' yang identik dengan rokok dan dipasang di jersey klub. Begitu juga dengan Tira Persikabo yang memasang situs judi, SBOTOP, di seragam mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika merujuk Regulasi Liga 1 2020, hanya ada secuil imbauan soal kerjasama dengan sponsor tertentu. Yakni pada pasal 58 poin ketiga.

"Seluruh hak komersial yang dieksploitasi harus mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia," begitu isi aturan tersebut.

ADVERTISEMENT

Pemerintah melalui Kemenpora melarang klub untuk tak melanggar Undang-undang soal sponsor. Menpora Zainudin Amali sempat meminta klub untuk taat pada UU.

PSSI juga ikut melarang namun keputusannya tak tegas. Induk sepakbola nasional itu pada akhirnya menyerahkan semua keputusan soal sponsor dikembalikan ke klub masing-masing.

"Nah ambigu kan PSSI soal larangan itu. Klub itu akan melakukan tindakan profesionalisme dalam hal ini terkait sponsor itu berdasarkan manual liga yang harusnya dipandu oleh PSSI yang dalam hal ini Liga 1 lewat PT LIB," kata Tommy Welly kepada detikSport dalam sambungan telepon, Kamis (19/3/2020).

"Dia (LIB) kasih guidance lewat manualnya. Kan ada regulasi yang menyangkut kompetisi, ada manual yang menyangkut sponsorship bahwa boleh ini, tidak boleh yang itu, kan begitu seharusnya di manual. Nah kalau klub sampai melakukan itu kan artinya memang tidak ada," sambungnya.

"Ketika sudah terjadi, lalu kemudian ada teguran implikasinya, ini bukan soal benar atau tidak, atau ada UU melanggar atau tidak. Klub kan sudah kontrak dengan sponsor itu. Implikasi hukumnya seperti itu."

Bung Towel, sapaan akrabnya, menilai bahwa polemik sponsor Persib dan Tira Persikabo yang kini heboh bakal merusak citra klub. Apalagi kerjasama sudah disepakati pihak sponsor bersama klub sebelum musim bergulir.

Jika pun ada regulasi yang mengatur hal ini, Tommy ragu sosialisasi dilakukan kepada klub. Akhirnya terjadi pembiaran lantaran klub tak bisa dipaksa mengakhiri kerjasama dengan sponsor.

"Nah pertanyaannya, ini klub dapat nggak sih (regulasi liga) sehingga Persib begitu, Persikabo begini. Ketika itu muncul di publik, baru heboh. Kan ini harusnya guidance, panduan, manual book. Sehingga kemudian klub punya panduan. Kalau sudah begini, ada implikasi lain," tuturnya.

"Kalau saya jadi 'Pria Punya Selera', sampeyan nawarin minta sponsor, giliran sekarang minta dibatalkan. Tahu nggak sih aturannya? Kan jadi nggak bagus. Kalau mereka duduk bareng terus bilang, "sorry bos batal nih begini-begitu'," ucapnya.

"Kalau mau dikoreksi sekarang, ada implikasinya. Yaitu aspek bisnis klub itu sendiri terkait kerjasama dengan pihak lain. Itu yang dalam kehidupan profesionalisme klub akan menjadi buruk. Ini bukan soal aturannya salah atau benar ya, bukan. Harusnya dari awal sudah jelas," tegasnya.




(cas/aff)

Hide Ads