Gary Neville Kurang Setuju Liga Inggris Dilanjutkan Secara Tertutup

Gary Neville Kurang Setuju Liga Inggris Dilanjutkan Secara Tertutup

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Selasa, 24 Mar 2020 02:03 WIB
BOURNEMOUTH, ENGLAND - SEPTEMBER 15:  Raindrops are seen on a Premier League logo prior to the Premier League match between AFC Bournemouth and Brighton and Hove Albion at Vitality Stadium on September 15, 2017 in Bournemouth, England.  (Photo by Mike Hewitt/Getty Images)
Premier League ditangguhkan setidaknya sampai 30 April 2020. (Foto: Getty Images/Mike Hewitt)
Jakarta -

Salah satu opsi yang ada untuk melanjutkan Liga Inggris adalah menggelar laga secara tertutup. Gary Neville merasa ide ini terlalu dini untuk dipertimbangkan.

Opsi menggelar pertandingan secara tertutup muncul untuk mengakomodasi kebutuhan klub-klub melanjutkan kompetisi sedini mungkin. Opsi ini diusulkan jika situasi terkait virus corona meningkat, namun pembatasan aktivitas luar ruangan yang dihadiri banyak orang belum dihapuskan.

Liga Inggris saat ini dalam status ditangguhkan setidaknya sampai 30 April. Di Inggris Raya, sampai saat ini dilaporkan ada hampir 6 ribu kasus infeksi virus corona dengan 289 orang meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum ada tanggal pasti kapan kompetisi akan dilanjutkan. Mantan kapten Manchester United Gary Neville menilai usulan menggelar laga secara tertutup seharusnya jadi salah satu opsi terakhir, mengingat klub-klub kecil perlu pemasukan dari pertandingan.

"Ada banyak hal yang harus terjadi sebelum kita memikirkan menggelar laga secara tertutup. Saya bulan tidak ke ide ini sekitar 3-4 pekan lalu, karena saya merasa itu membuang esensi sepakbola," katanya dikutip BBC.

ADVERTISEMENT

"Saya juga merasa bahwa klub-klub EFL dan nonliga akan terlalu menderita dari kehilangan pendapatan di hari pertandingan dan membuat mereka dalam masalah. Pada saat ini, ide laga tertutup harus dipikirkan hanya setelah mengutamakan kesehatan."

"Akankah para penggemar muncul di luar stadion? Akankah mereka berkumpul di luar stadion kalau tim-tim yang didukung bisa promosi atau degradasi, atau kalau bisa lolos ke kompetisi Eropa?" sambungnya.

"Bagaimana kita akan menghentikan itu? Bagaimana polisi menanganinya? Bagaimana layanan kesehatan bereaksi ke insiden-insiden yang terjadi setelah itu dan perlukah kita menempatkan tekanan lebih ke mereka di titik ini?"

"Meski demikian, kalau ketakutan-ketakutan itu bisa diatasi di satu titik dalam periode 12 pekan ini, maka laga-laga tertutup bisa diterapkan," imbuh pria yang kini menjadi analis tersebut.

Liga-liga di Eropa setidaknya kini punya waktu cukup leluasa untuk melanjutkan kompetisi setelah UEFA menunda Piala Eropa 2020. Turnamen tersebut seharusnya digelar Juni-Juli mendatang.




(raw/nds)

Hide Ads