Jakarta -
Persija Jakarta bisa dibilang selalu mengalami nasib apes saat membangun tim dengan skuat berlabel bintang. Sudah tiga kali Macan Kemayoran mengalami hal itu sejak era Liga Indonesia (Ligina).
Pada Ligina 1997/98 alias Ligina IV, Indonesia Super League (ISL) 2015, dan teranyar di Shopee Liga 1 2020. Tiga kompetisi itu mengalami penghentian dan penundaan di saat Persija membangun timnya dengan serius.
Liga Indonesia 1997/1998
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim itu Persija tengah serius membangun reputasinya lagi sebagai klub besar di Indonesia. Mereka ingin bangun dari tidur panjangnya karena sudah lama tak beprestasi.
Gelar juara Perserikatan 1978/79 adalah gelar terakhir yang diraih Persija saat itu. Niatan bangkit Macan Kemayoran didukung penuh oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang juga menjadi Pembina Klub.
Berbagai pemain bintang didatangkan seperti Nuralim, Olinga Atangana, Budiman Yunus, hingga M. Ramdan. Keempatnya merupakan gerbong bintang-bintang yang meninggalkan Mastrans Bandung Raya (MBR).
Nuralim alias Jabrik bahkan merupakan pemain terbaik Ligina 1996/97. Sedangkan tiga pemain lainnya juga bagian penting MBR dalam merengkuh gelar Ligina 1995/96 dan runner-up Ligina 1996/97.
Masih ada pula nama seperti Miro Baldo Bento. The Jakmania, suporter Persija yang eksis hingga kini, juga dibentuk pada 1997.
Rencana Persija nampak berjalan sesuai harapan pada musim itu. Mereka menduduki peringkat kedua Grup Barat dengan torehan 27 poin, di bawah Persebaya Surabaya dengan 28 angka.
Sayang situasi politik yang tengah memanas di era Rezim Presiden Soeharto membuat kompetisi dihentikan di tengah jalan. Gagal sudah Persija meraih gelar Ligina pertamanya.
Indonesia Super League (ISL) 2015
ISL 2015 bagaikan periode pengulangan Ligina 1997/98 bagi Persija. Saat itu kompetisi dihentikan saat Macan Kemayoran membangun tim dengan serius.
Berbagai bintang direkrut seperti Alfin Tuasalamony, Stefano Lilipaly, Yevgeni Kabayev, hingga memulangkan Bambang Pamungkas.
Berbagai pemain itu didatangkan dengan misi meraih gelar juara lagi. Prestasi terakhir yang diraih Persija saat itu adalah Liga Indonesia 2001.
Artinya sudah 14 tahun klub puasa gelar. Namun kompetisi sudah dihentikan saat baru berjalan tiga pekan.
Alasannya karena pemerintah membekukan PSSI pada 17 April 2015. FIFA pun memberi sanksi kepada PSSI imbas dari campur tangan pemerintah ke sepakbola.
Dampaknya, segala kegiatan PSSI tak diakui sehingga ISL harus berhenti meski baru berjalan beberapa pekan. Bahkan mayoritas klub baru memainkan dua laga, termasuk Persija.
Pupus sudah impian Persija menutup 14 tahun puasa gelar karena dihentikannya ISL 2015.
Imbas dari pembekuan ini Indonesia tak menggelar kompetisi selama dua tahun. Yakni baru dimulai lagi dengan digelarnya Liga 1 2017.
Sementara Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 bukan lah kompetisi resmi. Melainkan turnamen dengan format kompetisi.
Shopee Liga 1 2020
Sama seperti ISL 2015, Persija juga banyak mendatangkan pemain kenaamaan pada Liga 1 2020. Sebut saja Evan Dimas, Marc Klok, Marco Motta, hingga Osvaldo Haay.
Ada banyak alasan kenapa Persija mendatangkan pemain-pemain itu. Salah satunya ingin menuntaskan rasa penasaran yang gagal dicapai karena dihentikannya ISL 2015.
Selain itu, ada juga misi melantai di bursa saham alias Initial public offering (IPO). Untuk itu manajemen klub berusaha meningkatkan citra klub di mata masyarakat dengan membangun tim bertabur bintang.
Gelar juara Liga 1 2020 pun jadi target utama klub. Berbagai rekrutan baru pun seolah menjawab keinginan manajemen dengan penampilan oke.
Salah satunya Marco Motta yang bersinar di ajang pramusim Piala Gubernur Jawa Timur 2020. Pemain asal Italia juga berkontribusi dalam dua gol Persija pada laga perdana Liga 1 kontra Borneo FC.
Osvaldo Haay juga menciptakan gol debutnya pada laga itu. Persija pun meraih empat poin dari dua laga perdananya musim ini.
Sayang, lagi-lagi kompetisi terhenti di saat Persija punya ambisi besar. Kali ini disebabkan oleh pandemi virus coroana dari Wuhan, China, yang juga menyebar secara masif di Tanah Air.
Awalnya PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator hanya menunda kompetisi selama dua pekan saja hingga awal April. Namun masa rehat diperpanjang hingga waktu tak ditentukan, tergantung situasi penyebaran corona.
Bukan tidak mungkin kompetisi ini akan dihentikan seperti dua edisi di atas. Macan Kemayoran pun bakal gigit jari lagi.