Cerita Juan Mata yang Malu dengan Musim Pertamanya di MU

Cerita Juan Mata yang Malu dengan Musim Pertamanya di MU

Novitasari Dewi Salusi - Sepakbola
Rabu, 25 Mar 2020 01:01 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - JANUARY 11: Juan Mata of Manchester United during the Premier League match between Manchester United and Norwich City at Old Trafford on January 11, 2020 in Manchester, United Kingdom. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Juan Mata sempat merasa malu dengan musim pertamanya di Manchester United (Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
Manchester -

Juan Mata gabung saat Manchester United melewati periode sulit. Akhir musim perdananya di MU membuat Mata merasa malu. Kenapa?

Mata pindah ke MU dari Chelsea pada Januari 2014. Kala itu, MU masih ditangani David Moyes yang kemudian dipecat dan digantikan oleh Ryan Giggs.

Setan Merah, yang kala itu berstatus sebagai juara bertahan Liga Inggris, kemudian menutup musim di peringkat ketujuh. Posisi itu membuat Mata merasa malu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelandang asal Spanyol itu menilai tim seperti MU tak seharusnya ada di peringkat ketujuh. Mata pun sempat khawatir dengan reaksi suporter di Old Trafford usai pertandingan terakhir musim itu.

"Kami di posisi ketujuh di liga, posisi yang tak seharusnya untuk Manchester United," ujar Mata seperti dilansir Mirror.

ADVERTISEMENT

"Saya seperti akan melambaikan tangan dan mereka akan menyoraki kami dan mengejek kami, seperti yang seharusnya mereka rasakan."

"Saya dari Spanyol dan tahu semua jadi sulit ketika tim tidak tampil bagus. Saya tidak mau melihat ke orang-orang, jaga-jaga saja. Saya waktu itu malu."

Namun kekhawatiran Mata itu tak terbukti. Dia justru dibuat kagum karena suporter tetap menyuarakan dukungan meski tim sedang dalam posisi sulit.

"Kira-kira setengah jalan, saya menyadari mereka bertepuk tangan dan bernyanyi, mendorong kami dan bilang tidak masalah, ada musim depan. Itu luar biasa," lanjut Mata.

"Luar biasa punya fans yang mendukung seperti itu. Anda di posisi ketujuh di liga sementara Manchester United jadi juara di tahun sebelumnya bersama Sir Alex Ferguson, tapi mereka tetap sabar. Mereka bilang: 'jalan terus, tidak masalah'."

"Itu membuat saya sedikit emosional karena saya tidak menduganya. Saya belum pernah mengalami ini sebelumnya di Spanyol. Ekspektasi tinggi jika klub besar tidak tampil bagus. Ada tekanan besar," katanya.




(nds/mrp)

Hide Ads