Manchester United masih jadi satu-satunya tim Inggris yang meraih treble winners. Ada satu kunci sukses Setan Merah bisa sehebat itu. Apa?
Pada musim 1998/1999, MU merajai Inggris dengan merebut gelar Premier League dan Piala FA. Sukses ini diteruskan MU saat memenangi gelar Liga Champions lewat laga dramatis di Camp Nou.
Saat itu MU tengah tertinggal 0-1 dari Bayern Munich hingga mendekati masa injury time. Kemudian mereka yang akhirnya tertawa karena gol Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer membuat MU menang 2-1.
Menurut Roy Keane, kapten MU saat itu, kedua striker itu plus Andy Cole serta Dwight Yorke adalah elemen penting dalam laju luar biasa timnya. Pasalnya sulit mencari tim yang punya empat striker sama bagusnya dan produktif pula.
Apalagi saat itu MU didukung pula oleh barisan gelandang ciamik macam Ryan Giggs serta David Beckham dari sisi sayap, serta Paul Scholes di lini tengah dengan Keane sebagai "tukang jagal".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat beruntung punya empat striker saat itu, Yorkie, Coley, Ole, dan Teddy - pemain brilian semua," ujar Keane kepada Sky Sports.
"Saya selalu mengingatkan orang-orang bahwa mereka itu orang yang sangat santun di ruang ganti. Orang-orang bicara striker itu harus egosi, mereka memang harus seperti itu, tapi saya melihat mereka biasa-biasa saja," sambungnya.
![]() |
Sir Alex Ferguson kala itu sebagai manajer patut diacungi jempol karena mampu merotasi keempatnya dengan baik. Sebagai duet utama, Yorke dan Cole, begitu tajam dengan torehan 29 gol serta 24 gol.
Baca juga: Nani: Cristiano Ronaldo Belajar dari Saya |
Sementara, Solskjaer meski cuma pelapis mampu menjawab kepercayaan dengan baik lewat 18 gol dari 17 kali tampil sebagai starter. Mungkin cuma Sheringham yang tidak begitu produktif karena bikin lima gol, tapi dia paling senior itu dan bisa dibilang jadi mentor untuk ketiga striker lainnya.
"Mereka melihat gambaran besarnya, mereka sabar menanti kesempatan karena manajer kerap merotasi skuat."
"Kami adalah tim pertama yang melakukan rotasi selama semusim kompetisi. Pemain mampu menjalankan dengan baik, mereka semua profesional, dan selalu tampil bagus ketika diberi kesempatan main."
(mrp/krs)