Bek sayap Bhayangkara FC Ruben Sanadi bersuara soal revisi nilai kontrak pemain dan ofisial klub-klub Shopee Liga 1 2020. Dia bersimpati dengan pemain lain.
Disebut Ruben, tak semua pemain sepakbola Indonesia punya nilai kontrak yang besar. Instruksi PSSI untuk merombak nilai kontrak menjadi 25 persen saja memberatkan pemain dengan gaji kecil.
Instruksi merombak nilai kontrak pemain dan ofisial klub di Shoppee Liga 1 dan Liga 2 dituangkan PSSI dalam salah satu poin penetapan status force majeure. Hal itu tertera pada poin kedua dalam keputusan yang diambil pada, Jumat (27/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya sebagai pemain menerima saja. Tapi, kasihan teman-teman pemain yang memiliki gaji yang tidak tinggi juga kan," kata Ruben kepada wartawan.
"Kasihan kalau mereka cuma mendapatkan 25 persen. Karena kan ada keluarga yang harus dihidupi. Mungkin kalau 50 persen itu baru lebih baik," ujarnya menambahkan.
Ditambahkan Ruben, dirinya belum mengetahui apakah Bhayangkara akan menyesuaikan instruksi PSSI itu. Sejauh ini belum ada pembicaraan terkait hal ini.
Di satu sisi dia juga memahami kesulitan yang dialami oleh semua pihak. Terutama klub yang tak mendapat pemasukan karena vakumnya kompetisi.
"Kalau di Bhayangkara belum ada perbincangan. Saya menunggu saja bagaimana kebijakan dari manajemen," tutur eks Persebaya Surabaya.
"Tapi susah juga kondisinya karena klub juga tidak ada pemasukan. Situasinya serba sulit juga," ucapnya mengakhiri.
(cas/ran)