Soal Pemotongan Gaji Pemain, APPI Nilai PSSI Dahului FIFA

Soal Pemotongan Gaji Pemain, APPI Nilai PSSI Dahului FIFA

Randy Prasatya - Sepakbola
Jumat, 03 Apr 2020 20:34 WIB
ZURICH, SWITZERLAND - OCTOBER 13: A FIFA logo next to the entrance during part I of the FIFA Council Meeting 2016 at the FIFA headquarters on October 13, 2016 in Zurich, Switzerland. (Photo by Philipp Schmidli/Getty Images)
PSSI bikin keputusan yang belum ditetapkan oleh FIFA. (Foto: Philipp Schmidli/Getty Images)
Jakarta -

PSSI telah menetapkan bahwa klub bisa memotong gaji pemain sebesar 75 persen. APPI menyebut keputusan PSSI ini sudah mendahului FIFA.

PSSI menetapkan status force majeure untuk Liga 1 dan Liga 2020. Situasi ini juga membuat PSSI mempersilahkan klub melakukan pembaruan kontrak pemain dan ofisial dengan maksimal gaji 25 persen saja dari ketentuan awal.

Keputusan PSSI itu banyak menghadirkan kontra. Hal itu tak lepas karena nilai gaji pemain beragam dan bisa merugikan yang berpenghasilan kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kuasa hukum Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Riza Hufaida, menilai bahwa apa yang dilakukan PSSI sudah mendahului FIFA. Sebab, induk olahraga dunia itu masih tahap berdiskusi dengan FIFPro.

"Federasi luar belum ada yang ambil keputusan. Ini masih didiskusikan oleh FIFA dan FIFPro. Keputusan di negara lain saat ini keluar justru antara klub dan pemain. PSSI jangan ambil keputusan sepihak. Masa klub berlindung di balik keputusan PSSI," kata Riza kepada detikSport.

ADVERTISEMENT

"Pemain itu paham soal pemotongan gaji. Cuma mereka ini tidak terima karena sepihak dan besarannya tidak bisa pukul rata," sambungnya.

Riza juga mengungkapkan bahwa saat ini sudah mendengar kabar ada pemain asing yang mau menggugat ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) dan juga NDRC. Namun, belum diketahui rencana gugatannya itu.

"Ada pemain asing mau gugat ke CAS atau NDRC. Kami juga belum tahu apa gugatannya nanti, baru rencana yang saya tahu. Entah terkait keputusan PSSI atau besaran gaji 25 persen," Riza mengungkapkan.




(ran/krs)

Hide Ads