'Usai Pandemi Corona, Harga Mbappe Mungkin Hanya 40 Juta Euro'

'Usai Pandemi Corona, Harga Mbappe Mungkin Hanya 40 Juta Euro'

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 20 Apr 2020 08:00 WIB
PARIS, FRANCE - MARCH 11: (FREE FOR EDITORIAL USE) In this handout image provided by UEFA, Kylian Mbappe of Paris Saint-Germain warms up during the UEFA Champions League round of 16 second leg match between Paris Saint-Germain and Borussia Dortmund at Parc des Princes on March 11, 2020 in Paris, France. The match is played behind closed doors as a precaution against the spread of COVID-19 (Coronavirus).  (Photo by UEFA - Handout/UEFA via Getty Images)
Mbappe dikenal sebagai salah satu pemain berharga jual tinggi di dunia. Foto: UEFA via Getty Images/UEFA - Handout
Rennes -

Pandemi virus Corona berdampak besar pada keuangan banyak klub. Bursa transfer diprediksi tak akan lagi dihiasi dengan aksi jual beli pemain dengan harga selangit.

Klub-klub besar bahkan memotong gaji para pemain mereka, mulai dari Juventus, Barcelona, Bayern Munich, hingga Real Madrid. Hal itu merupakan imbas dari pengetatan pengeluaran untuk menyelamatkan kas klub.

Politikus Prancis, Daniel Cohn-Bendit, bahkan berani menyebut bahwa harga pasaran pemain kelas dunia pun akan anjlok hingga 80 persen usai pandemi ini berakhir. Tak ada klub yang mau mengeluarkan dana jor-joran untuk jasa seorang pemain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Krisis ini akan menghilangkan segala hal yang tak masuk akal dalam dunia olahraga profesional. Seperti terkena serangan nuklir dan harus dibangun lagi, tapi dengan alasan yang berbeda," kata Cohn-Bendit kepada Ouest-France, dikutip Mirror.

"Besok, harga jual (Kylian) Mbappe paling hanya sekitar 35-40 juta Euro, bukan lagi 200 juta. Siapa yang bisa membelinya?" sambungnya.

ADVERTISEMENT

Cohn-Bendit juga menyebut klub-klub bisa jadi akan menerapkan sistem salary cap yang lumrah ditemui di dunia olahraga Amerika Serikat. Hal itu untuk menyeimbangkan neraca keuangan klub.

"Akan ada peraturan yang berubah. Menerapkan slaary cap mungkin perlu juga. Reorganisasi tak hanya akan menyentuh upah para pemain, tapi juga hak atas image dan publisitas klub," ujar Cohn-Bendit.

"Kita semua harus mengubah sistem manajerial, mereka yang menjalankan bisnis ini," lanjut politisi 75 tahun itu.




(adp/nds)

Hide Ads